Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksian kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan. (QS. 36. Yaasin: 65)
Di antara ni'mat Allah yang besar kepada manusia adalah diberikannya tangan dan kaki yang sangat besar manfaat kegunaannya. Di ujung tangan itu ada jari jemari yang memiliki banyak sekali fungsi dan kegunaan. Selain untuk mengambil, meletakkan atau membawa sesuatu bersama telapak tangan jari jemari dapat mengepal, memijit, menggosok, memukul, menonjok, menjitak, memilin, memelintir, meremas, membelai, menusuk, mencengkeram, dan lain-lain.
Jari-jemari tangan kita kiri kanan masing-masing terdiri dari 5 sehingga semuanya ada 10 dan masing-masing memiliki 4 ruas (kecuali jempol = 3 ruas) sehingga jumlah keseluruhannya 38 ruas.
Tahukah anda, jumlah jari jemari anda mengandung keajaiban angka 19 ? (catatan: dengan mengabaikan ruas-ruas tulang pergelangan). Silakan anda hitung sendiri maka akan anda dapati sbb:
jari kelingking ==> ada empat ruas
jari manis ==> ada empat ruas
jari tengah ==> ada empat ruas
jari telunjuk ==> ada empat ruas
jari jempol (ibu jari) == > ada tiga ruas
----------------------- +
( 4 + 4 + 4 + 4 + 3 ) Total jumlah = 19 ruas
Keduanya berfungsi seimbang dan dapat bekerjasama dengan baik untuk kepentingan sang pemilik. Keseluruhan ruas jari ini ini dapat ditekuk-tekuk sedemikian rupa sehingga bersama dengan telapak tangan dapat melakukan banyak aktifitas. Bila satu ruas saja bermasalah, pemiliknya pasti akan merasa susah. Jika satu saja jari Anda terkilir, dapat dipastikan Anda akan menjadi repot. Jari jemari yang posisinya seimbang itu dilengkapi dengan kuku-kuku bermanfaat. Dia bisa digunakan untuk mencubit, mengambil barang yang kecil dengan jalan mencabut, jari dan kuku juga berfungsi untuk keindahan.
Kebaikan dan Keburukan Setiap jari - ibu jari, telunjuk, jari tengah, jari manis, dan kelingking punya aktifitas masing-masing sesuai profesi pemiliknya. Ada yang sering dipakai untuk menjahit, memegang uang, memegang cangkul, mesin, mengetik, dan lain-lain. sesuai dengan jenis kerja pemiliknya. Jari jemari sangat penting bagi para olahragawan yang keahliannya menggunakan tangan dan para seniman yang berkarya dengan jemarinya.. Aktifits jari jemari memang untuk membantu manusia melaksanakan pekerjaan dan merealisasikan keinginannya.
Gerakan-gerakan jari-jemari pun memiliki makna sendiri-sendiri. Acungan jempol misalnya berarti ungkapan, "bagus" atau "hebat". Anda tidak mendapat sesuatu yang Anda inginkan atau "kecele" biasanya diistilahkan dengan "gigit jari". Jari-jemari pun jadi alat isyarat. Ketika kita menyatakan persabatan kita pun berjabat tangan yang merekatkan telapak tangan dan jari jemari kita ke tangan sahabat kita. Jari yang telunjuk yang ditaruh tegak di depan mulut berarti "Hati-hati" atau "Berhentilah bicara". Jari yang diletakkan melintang di kening menandakan bahwa pelakunya hendak memberi tahu bahwa seseorang itu tidak waras (sinting). Telunjuk yang diarahkan kepada seseorang berarti menuding. Bila kesemua jari dan telapak tangan diangkat ke atas berarti lambaian. Banyak isyarat lain dilakukan dengan jari.
Al Qur-an juga menggambarkan fungsi jari sebagai alat isyarat. Orang munafik yang menolak kebenaran dalam Al Qur-an dilukiskan sebagai orang-orang yang menyumbat kuping dengan jarinya.
Atau seperti (orang-orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit disertai gelap gulita, guruh dan kilat; mereka menyumbat telinganya dengan anak jarinya, karena (mendengar suara) petir, sebab takut akan mati. Dan Allah meliputi orang-orang yang kafir . (QS. 2. Al Baqarah:19)
Menyumbat telinga dengan jari dalam ayat di atas adalah kiasan menutup hati dari bimbingan hidayah Allah. Inilah kiasan terhadap orang-orang munafik yang hatinya berpenyakit dan enggan menerima kebenaran.
Para koruptor menggunakan jari jemarinya untuk memindahkan angka-angka hitungan uang dalam memanipulasi para pemeriksa keuangan di tempatnya bekerja. Jempol dan telunjuk digunakan menulis dengan pulpen atau pinsil di atas kertas. Seorang direktur menandatangani surat-surat penting dengan pulpennya. para pelajar mencatat pelajaran, para pelukis menggambar di atas kanvas, dan lain-lain.
Jari jemari digunakan untuk keburukan misalnya oleh para pengarang yang mengotak-ngatik tulisan sehingga menyesatkan orang lain. Ujung jari-jemarinya digunakan untuk menekan tuts huruf di atas keyboard ketika membuat tulisan yang membangkitkan selera rendah orang lain. Seorang pembunuh yang menggunakan pistol memakai telunjuknya untuk menarik picu pistolnya sehingga pistol itupun memuntahkan peluru. Para penjahat dan pelaku kecurangan menggunakan jari jemari dalam menjalankan aksinya,
Sebaliknya jari jemari juga dilakukan untuk kebaikan dan ibadah kepada Allah. Dengan jari jemari Anda dapat menolong orang lain. Anda yang sedang berzikir kepada Allah juga menggunakan jari jemari untuk menghitung puji-pujian terhadap Allah. Jumlah kalimat thoyyibah : Subhanallah, Alhamdulillah, dan Allahu Akbar biasanya dihitung masing-masing 33 kali sedangkan istighfar dan Laa ilaha-illallah 100 kali sehingga mudah dilakukan dengan menekan jari jemari yang berjumlah 30 dan ditambah 3. Ketika Anda berdiri dalam sholat jari-jari tangan sebelah kanan di taruh di atas tangan kiri. Jari telunjuk pun diacungkan ketika seseorang mengucapkan dua kalimat syahadat di dalam sholatnya. Karena itu jari jemari ini tahu persis apa yang telah dilakukan pemiliknya.. Apakah jari Anda digunakan berdzikir, bersyahadat ataupun melaksanakan ibadah lainnya. Apakah dia membuat kebaikan ataukah keburukan, semua ada balasannya.
Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula. (QS. 9. Az Zalzalah:7-8)
Menjadi Saksi Kendati banyak sekali fungsi dan perannya, jari jemari tidak menentukan segalanya dalam aktifitas hidup manusia. Sebab pengendali utama hidup manusia adalah hatinya. Jika hatinya sehat manusia menjadi baik. Jika harinya berpenyakit maka perbuatannya pun akan buruk. Jari jemari melakukan tugas yang diperintahkan otak manusia. Otak ini dikendalikan hati yang terdapat di dalam dada. Dengan sangat indah Nabi Muhammad Shollallahu Alaihi Wa Sallam menggambarkan bahwa hati mukmin berada di antara jemari Ar Rahmaan
Maksudnya Allah teramat dekat dengan manusia sehingga sewaktu-waktu dapat membolak-balik hatinya dari posisi beriman menjadi kufur atau dari kufur menjadi mukmin. Setiap muslim dituntut memelihara imannya dan berdo'a kepada Allah,
Ya Allah yang mampu membolak-balik hati teguhkanlah hatiku dalam agama-Mu (Al hadits)
Muslim hendaknya memelihara keteguhan hatinya di dalam agama Allah dan mencegah jari jemarinya dari perbuatan durhaka. Sebab, jari jemari itu akan menjadi saksi atas apa yang diperbuat pemiliknya. Al Qur-an menyatakan tentang kondisi hari kiamat dimana jari jemari manusia yang telah hancur bercampur tanah akan dikembalikan,
Bukan demikian, sebenarnya Kami kuasa menyusun (kembali) jari jemarinya dengan sempurna. (QS. 75. Al Qiyamah:4)
Inilah penggambaran yang sempurna tentang kehidupan sesudah mati. Allah akan menyusun kembali tulang belulang manusia yang berserakan. Bahkan setiap ruas jari-jemari akan kembali utuh sebagaimana semula.. Si empunya jari jemari itu pun dituntut pertanggungjawaban terhadap apa yang telah diperbuat nya.
Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksian kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan. (QS. 36. Yaasin:65)
Tidak itu saja, persaksian terhadap sikap, ucapan, dan perilaku bukan hanya disampaikan oleh jari jemari tetapi juga oleh kulit manusia. Karena seperti halnya jari jemari setiap sel kulit akan kembali seperti semula untuk memberikan persaksian terhadap apa yang diperbuat oleh pemiliknya...
Sehingga apabila mereka sampai ke neraka, pendengaran, penglihatan dan kulit mereka menjadi saksi terhadap mereka tentang apa yang telah mereka kerjakan. (QS. 41. Fushshilat:20)
Mukjizat Allah, tanda 99 (Asmaul Husna) pada telapak tangan anda
Tahukah sahabat, garis utama kedua telapak tangan kita, (lihat attachment), bertuliskan dalam angka Arab yaitu : |/\ pada telapak tangan kanan, artinya : 18 dan /\| pada telapak tangan kiri, artinya : 81
Jika kedua angka ini dijumlahkan, 18+81 = 99, 99 adalah jumlah nama/sifat Allah, Asmaul Husna yang terdapat dalam Al-Quran !
Bila 18 dan 81 ini dirangkaikan, maka terbentuk angka 1881. Angka ini adalah angka kelipatan 19 yang ke-99 ! ( 19 x 99 = 1881 )
Seperti diketahui angka 19 adalah fenomena tersendiri dalam Al-Quran, yang merupakan bukti kemukjizatan al-Quran.
Tahukah anda, bahwa ruas-ruas tulang jari (tapak tangan maupun telapak kaki) anda, terkandung jejak-jejak nama Allah, tuhan yang sebenar pencipta alam semesta ini. Kalau nggak percaya bisa didemonstrasikan. Silakan perhatikan salah satu tapak tangan anda (bisa kanan bisa kiri). Perhatikan lagi dengan seksama:
jari kelingking ==> membentuk huruf alif
jari manis, jari tengah, & jari telunjuk == > membentuk huruf lam (double)
jari jempol (ibu jari) ==> membentuk huruf ha'
Jadi jika digabung, maka bagi anda yang mengerti huruf Arab akan mendapati bentuk tapak tangan itu bisa dibaca sebagai Allah (dalam bahasa Arab).
Maka benarlah firman Allah SWT : "Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al-Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?" QS. Fushshilat 41:53
KEAJAIBAN SIDIK JARI
Ilmu pengetahuan modern menyingkap banyak hal yang membuat keimanan seorang mukmin terhadap keterangan Al Qur-an semakin mantap. Ayat-ayat Allah di dalam Al Qur-an menjadi benar-benar jelas tergambar dan terbukti kebenarannya manakala kita melihat bukti-bukti nyata dalam alam semesta dan kemajuan ilmu pengetahuan.
Dalam kasus pembunuhan misalnya, Polisi dapat mengidentifikasi kejahatan berdasarkan sidik jari yang ditinggalkan oleh pelaku di tubuh korban. Hal ini disebabkan struktur sidik jari setiap orang berbeda satu dengan lainnya. Bila kelak penjahat itu telah ditemukan maka untuk membuktikan kejahatannya sidik jarinya akan dicocokkan dengan sidik jari yang ada dalam tubuh korban.. Maka si penjahat tidak dapat memungkiri perbuatannya di hadapan polisi.
Karena itu pula seorang yang mau menggunakan ATM (Anjungan tunai Mandiri) di masa depan mungkin tidak perlu lagi menggunakan kode-kode PIN yang perlu dia ingat. Cukup dengan menaruh telapak tangan di atas mesin yang dapat mengidentifikasi dirinya. Jumlah uang yang diinginkan pun tidak perlu ditekan-tekan lagi tetapi cukup dengan diucapkan dan komputer akan menerjemahkannya dalam bahasa angka. Berapa jumlah uang yang Anda minta akan diberikan dan uang di rekening Anda akan dipotong dengan sendirinya.
Pintu rumah di zaman yang akan datang tidak perlu lagi dikunci dengan alat kunci tradisional tetapi bisa dibuka oleh alat sensor yang hanya mengenal jari-jari orang tertentu saja... Demikian juga stir mobil akan mengenal hanya pengemudi tertentu saja karena ada sensor yang mengenal jari pemiliknya.
Keistimewaan pada jari jemari manusia menunjukkan kebenaran firman Allah yang menyatakan bahwa segala sesuatu ada bekasnya. Allah tidak akan menyia-nyiakan bekas-bekas ini untuk dituntut di yaumil akhir nanti.
Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan.Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh). (QS. 36. Yaasin:12)
MUSLIMATUL JANNAH
CARILAH ILMU UNTUK BEKALANMU DI AKHIRAT SANA
Jumaat, Oktober 02, 2009
WANITA DI SURGA BAGAIMANA KEADAANNYA ?
Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam. Salawat dan salam untuk Nabi dan Rasul termulia Muhammad saw., keluarga dan para sahabatnya.
Selanjutnya, setelah saya melihat banyaknya pertanyaan dari kaum wanita tentang keadaan mereka nanti di surga dan apa yang akan menanti mereka di sana, saya pun ingin sekali mengumpulkan beberapa pelajaran yang akan memperjelas masalah ini bagi mereka, dengan memberikan rujukan (referensi) pelajaran-pelajaran tersebut dari dalil-dalil sahih dan perkataan ulama. Demikian saya pun menyebutkan hal-hal berikut ini dengan senantiasa bermohon pertolongan kepada Allah SWT:
1. Wanita tidaklah perlu ditegur ketika mempertanyakan tentang balasan dan bentuk kenikmatan yang akan didapatkannya di surga, hal ini karena jiwa manusia umumnya sering memikirkan tempat kembalinya dan masa depannya. Terlebih Rasulullah saw. pun tidak menegur pertanyaan-pertanyaan para sahabat tentang keadaan surga dan apa yang ada di dalamnya. Mereka bertanya kepada Nabi: "Bagaimanakah bangunan surga itu ?", Rasulullah pun menjawab:
"Batu batanya dari emas dan batu bata lainnya terbuat dari perak …"(Hr. Ahmad dan Tirmizi dan disahihkan oleh al-Albani dalam al-Misykat, 5630)
Pada kesempatan lain, para sahabat bertanya kepada Nabi: "Wahai Rasulullah, apakah di surga nanti kami akan mendapatkan kembali istri-istri kami ?", Rasulullah saw. pun memberitahu bahwa hal itu akan mereka dapatkan. (Hr. Abu Nu'aim dalam Shifat al-Jannah dan disahihkan oleh al-Albani dalam Silsilah al-Ahadits al-Shahihah, 367).
2. Sesungguhnya jiwa manusia, baik laki-laki ataupun wanita sangat rindu dan senang ketika disebutkan tentang surga dan berbagai macam kenikmatan yang ada di dalamnya. Hal ini tentulah baik, namun dengan syarat hal ini tidak dijadikan hanya sekedar angan-angan yang sia-sia belaka tanpa diiringi dengan amal shaleh. Karena Allah SWT berfirman kepada orang-orang yang beriman:
"Dan itulah surga yang diwariskan kepada kamu disebabkan amal-amal yang dahulu kamu kerjakan."(Qs. Al-Zukhruf: 72)
3. Sesungguhnya surga dan segala kenikmatannya tidaklah dikhususkan untuk laki-laki saja sehingga wanita tidak mendapatkannya. Akan tetapi surga adalah untuk orang-orang bertaqwa:
disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa, (QS. Ali Imran:133).
Dari dua jenis kelamin yang ada sebagaimana Allah SWT sudah mengabarkan kita tentang hal itu, Dia berfirman:
Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga …(QS. Al-Nisa':124).
Seorang wanita sepatutnya tidaklah menyibukkan pikirannya dengan banyak bertanya dan menyelidiki secara rinci tentang masuknya dirinya ke dalam surga akan diapakankah dirinya ? kemana akan dibawa pergi ? dan pertanyaan-pertanyaan lainnya, seakan dirnya akan menuju ke gurun pasir yang menakutkan. Cukuplah dirinya mengetahui bahwa hanya dengan masuk ke dalam surga ia akan terbebas dari segala penderitaan dan kesusahan yang menghampirinya dan akan menuju ke kebahagiaan yang terus-menerus dan kekekalan abadi. Cukuplah firman Allah SWT tentang surga:
Mereka tidak merasa lelah di dalamnya dan mereka sekali-kali tidak akan dikeluarkan daripadanya. (QS. Al-Hijr:48)
Dan firmanNya:
di dalam surga itu terdapat segala apa yang diingini oleh hati dan sedap (dipandang) mata dan kamu kekal di dalamnya. (QS. Al-Zukhruf:71)
Dan sebelum itu semua, cukuplah firman Allah SWT tentang penghuni surga:
Allah ridha terhadap mereka, dan merekapun ridha terhadapnya. …(QS. Al-Maidah:119)
5. Ketika mengingat Allah SWT karena kenikmatan-kenikmatan surga yang terdiri dari beraneka macam makanan, keindahan pemandangannya, tempat tinggalnya, dan pakaiannya, sesungguhnya semua itu adalah untuk kaum lelaki dan perempuan. Semuanya kelak akan menikmatinya. Akan tetapi persoalannya adalah sesungguhnya Allah SWT telah menjadikan laki-laki terpikat dan merindukan surga karena mengingat bidadari-bidadari dan wanita-wanita di surga, dan yang seperti itu tidak disebutkan untuk wanita. Karenanya para wanita pun bertanya apakah sebabnya ?
Jawabannya adalah: " Sesungguhnya Allah SWT berfirman:
Dia tidak ditanya tentang apa yang diperbuat-Nya, dan merekalah yang akan ditanyai. (QS. Al-Anbiya':23)
Namun demikian tidaklah mengapa mengetahui hikmah Allah SWT atas hal ini berdasarkan nas-nas syar'i dan kaidah-kaidah pokok ajaran Islam, karenanya pendapat saya:
1. Umumnya wanita mempunyai rasa malu, dan karena inilah Allah SWT pun tidak menjadikan mereka terpikat dengan apa yang mereka malu padanya.
2. Kerinduan seorang wanita akan laki-laki tidaklah seperti kerinduan seorang laki-laki kepada wanita sebagaimana sudah dimaklumi, karenanya Allah SWT pun menjadikan mereka merindukannya dengan mengingat wanita-wanita surga, sebagaimana sabda Rasulullah saw.:
"Tidaklah ada fitnah yang aku tinggalkan sesudahku yang lebih berbahaya daripada wanita bagi kaum laki-laki." (Hr. Bukhari dan Muslim)
Adapun wanita, mereka pun dijadikan oleh Allah SWT merindukan aneka perhiasan dari jenis-jenis pakaian bagus dan permata melebihi kerinduan laki-laki akan hal itu, karena ini termasuk hal-hal yang dikodratkan bagi mereka sebagaimana Allah SWT berfirman:
Dan apakah patut (menjadi anak Allah) orang yang dibesarkan dalam keadaan berperhiasan ... (QS. Al-Zukhruf:18)
" Syekh Ibn 'Utsaimin berkata: "Sesungguhnya Allah SWT menyebutkan isteri untuk suami, karena suamilah yang mencari mereka dan merekalah yang menginginkan wanita, sehingga disebutkanlah isteri-isteri untuk laki-laki di surga dan tidak menyebut sebaliknya. Dan ini bukanlah berarti bahwa wanita di surga tidak akan mempunyai suami, akan tetapi mereka kelak mempunyai suami dari jenis manusia juga." (Al-Majmu' al-Tsamin, 1/175).
Selanjutnya, setelah saya melihat banyaknya pertanyaan dari kaum wanita tentang keadaan mereka nanti di surga dan apa yang akan menanti mereka di sana, saya pun ingin sekali mengumpulkan beberapa pelajaran yang akan memperjelas masalah ini bagi mereka, dengan memberikan rujukan (referensi) pelajaran-pelajaran tersebut dari dalil-dalil sahih dan perkataan ulama. Demikian saya pun menyebutkan hal-hal berikut ini dengan senantiasa bermohon pertolongan kepada Allah SWT:
1. Wanita tidaklah perlu ditegur ketika mempertanyakan tentang balasan dan bentuk kenikmatan yang akan didapatkannya di surga, hal ini karena jiwa manusia umumnya sering memikirkan tempat kembalinya dan masa depannya. Terlebih Rasulullah saw. pun tidak menegur pertanyaan-pertanyaan para sahabat tentang keadaan surga dan apa yang ada di dalamnya. Mereka bertanya kepada Nabi: "Bagaimanakah bangunan surga itu ?", Rasulullah pun menjawab:
"Batu batanya dari emas dan batu bata lainnya terbuat dari perak …"(Hr. Ahmad dan Tirmizi dan disahihkan oleh al-Albani dalam al-Misykat, 5630)
Pada kesempatan lain, para sahabat bertanya kepada Nabi: "Wahai Rasulullah, apakah di surga nanti kami akan mendapatkan kembali istri-istri kami ?", Rasulullah saw. pun memberitahu bahwa hal itu akan mereka dapatkan. (Hr. Abu Nu'aim dalam Shifat al-Jannah dan disahihkan oleh al-Albani dalam Silsilah al-Ahadits al-Shahihah, 367).
2. Sesungguhnya jiwa manusia, baik laki-laki ataupun wanita sangat rindu dan senang ketika disebutkan tentang surga dan berbagai macam kenikmatan yang ada di dalamnya. Hal ini tentulah baik, namun dengan syarat hal ini tidak dijadikan hanya sekedar angan-angan yang sia-sia belaka tanpa diiringi dengan amal shaleh. Karena Allah SWT berfirman kepada orang-orang yang beriman:
"Dan itulah surga yang diwariskan kepada kamu disebabkan amal-amal yang dahulu kamu kerjakan."(Qs. Al-Zukhruf: 72)
3. Sesungguhnya surga dan segala kenikmatannya tidaklah dikhususkan untuk laki-laki saja sehingga wanita tidak mendapatkannya. Akan tetapi surga adalah untuk orang-orang bertaqwa:
disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa, (QS. Ali Imran:133).
Dari dua jenis kelamin yang ada sebagaimana Allah SWT sudah mengabarkan kita tentang hal itu, Dia berfirman:
Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga …(QS. Al-Nisa':124).
Seorang wanita sepatutnya tidaklah menyibukkan pikirannya dengan banyak bertanya dan menyelidiki secara rinci tentang masuknya dirinya ke dalam surga akan diapakankah dirinya ? kemana akan dibawa pergi ? dan pertanyaan-pertanyaan lainnya, seakan dirnya akan menuju ke gurun pasir yang menakutkan. Cukuplah dirinya mengetahui bahwa hanya dengan masuk ke dalam surga ia akan terbebas dari segala penderitaan dan kesusahan yang menghampirinya dan akan menuju ke kebahagiaan yang terus-menerus dan kekekalan abadi. Cukuplah firman Allah SWT tentang surga:
Mereka tidak merasa lelah di dalamnya dan mereka sekali-kali tidak akan dikeluarkan daripadanya. (QS. Al-Hijr:48)
Dan firmanNya:
di dalam surga itu terdapat segala apa yang diingini oleh hati dan sedap (dipandang) mata dan kamu kekal di dalamnya. (QS. Al-Zukhruf:71)
Dan sebelum itu semua, cukuplah firman Allah SWT tentang penghuni surga:
Allah ridha terhadap mereka, dan merekapun ridha terhadapnya. …(QS. Al-Maidah:119)
5. Ketika mengingat Allah SWT karena kenikmatan-kenikmatan surga yang terdiri dari beraneka macam makanan, keindahan pemandangannya, tempat tinggalnya, dan pakaiannya, sesungguhnya semua itu adalah untuk kaum lelaki dan perempuan. Semuanya kelak akan menikmatinya. Akan tetapi persoalannya adalah sesungguhnya Allah SWT telah menjadikan laki-laki terpikat dan merindukan surga karena mengingat bidadari-bidadari dan wanita-wanita di surga, dan yang seperti itu tidak disebutkan untuk wanita. Karenanya para wanita pun bertanya apakah sebabnya ?
Jawabannya adalah: " Sesungguhnya Allah SWT berfirman:
Dia tidak ditanya tentang apa yang diperbuat-Nya, dan merekalah yang akan ditanyai. (QS. Al-Anbiya':23)
Namun demikian tidaklah mengapa mengetahui hikmah Allah SWT atas hal ini berdasarkan nas-nas syar'i dan kaidah-kaidah pokok ajaran Islam, karenanya pendapat saya:
1. Umumnya wanita mempunyai rasa malu, dan karena inilah Allah SWT pun tidak menjadikan mereka terpikat dengan apa yang mereka malu padanya.
2. Kerinduan seorang wanita akan laki-laki tidaklah seperti kerinduan seorang laki-laki kepada wanita sebagaimana sudah dimaklumi, karenanya Allah SWT pun menjadikan mereka merindukannya dengan mengingat wanita-wanita surga, sebagaimana sabda Rasulullah saw.:
"Tidaklah ada fitnah yang aku tinggalkan sesudahku yang lebih berbahaya daripada wanita bagi kaum laki-laki." (Hr. Bukhari dan Muslim)
Adapun wanita, mereka pun dijadikan oleh Allah SWT merindukan aneka perhiasan dari jenis-jenis pakaian bagus dan permata melebihi kerinduan laki-laki akan hal itu, karena ini termasuk hal-hal yang dikodratkan bagi mereka sebagaimana Allah SWT berfirman:
Dan apakah patut (menjadi anak Allah) orang yang dibesarkan dalam keadaan berperhiasan ... (QS. Al-Zukhruf:18)
" Syekh Ibn 'Utsaimin berkata: "Sesungguhnya Allah SWT menyebutkan isteri untuk suami, karena suamilah yang mencari mereka dan merekalah yang menginginkan wanita, sehingga disebutkanlah isteri-isteri untuk laki-laki di surga dan tidak menyebut sebaliknya. Dan ini bukanlah berarti bahwa wanita di surga tidak akan mempunyai suami, akan tetapi mereka kelak mempunyai suami dari jenis manusia juga." (Al-Majmu' al-Tsamin, 1/175).
BERBAKTI KEPADA ORANG TUA
Bersilaturrahim dan berbuat baik kepada orang tua merupakan ajaran yang menjadi ketetapan Kitabullah Al-Qur'an dan Al-Hadits. Allah Ta'ala berfirman: "Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya". (Al-Isra': 23)
Wa Qadha Rabbuka berarti suatu perintah yang lazim tidak bisa ditawar-tawar lagi dan Alla Ta'budu Illa Iyahu berarti perintah ibadah yang bersifat individu.
Allah menghubungkan beribadah kepada-Nya dengan berbuat baik kepada orang tua menunjukkan betapa mulianya kedudukan orang tua dan birrul walidain (berbuat baik kepada kedua orang tua) di sisi Allah.
Secara naluri orang tua dengan suka rela mau mengorbankan segala sesuatu untuk memelihara dan membesarkan anak-anaknya dan anak mendapatkan kenikmatan serta perlindungan sempurna dari kedua orang tuanya.
Seorang anak selalu merepotkan dan menyita perhatian orang tuanya dan tatkala menginjak masa tua mereka pun tetap berbahagia dengan keadaan putra-putrinya, akan tetapi betapa cepat seorang anak melalai-kan semua jasa-jasa orang tuanya, hanya disibukkan dengan isteri dan anak sehingga para bapak tidak perlu lagi menasihati anak-anaknya hanya saja seorang anak harus diingatkan dan digugah perasaannya atas kewajib-an mereka terhadap orang tuanya yang sepanjang umurnya dengan berbagai kesulitan dihabiskan untuk mereka serta mengorbankan segala yang ada demi kesenangan dan kebahagiaan mereka hingga datang masa lelah dan letih.
Maka berbuat baik kepada kedua orang tua menjadi keputusan mutlak dari Allah dan ibadah yang menempati urutan kedua setelah beribadah kepada Allah: "Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliha-raanmu". (Al-Isra': 23)
Kibar atau kibarul sin artinya berusia lanjut, umur sudah mulai menua, punggung sudah mulai membung-kuk dan kulit sudah mulai keriput. 'Indaka yang berarti pemeliharaan yaitu suatu kalimat yang menggambarkan makna tempat berlindung dan berteduh pada saat masa tua, lemah dan tidak berdaya.
Allah Ta'ala berfirman: "Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka". (Al-Isra': 23)
Seakan-akan Allah berfirman; Bersopan santunlah kamu kepada orang tua! Dengan demikian ayat tersebut mengajarkan sikap sopan agar seorang anak tidak menunjukkan sikap kasar serta menyakitkan hati atau merendahkan kedua orang tua. Allah Ta'ala berfirman: "Dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia".
Ini tingkatan yang lebih tinggi lagi yaitu keharusan bagi anak untuk selalu mengucapkan perkataan yang baik kepada kedua orang tua dan memperlihatkan sikap hormat serta menghargai. Allah Ta'ala juga berfirman: "Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih sayang".
Seolah-olah sikap rendah diri memiliki sayap dan sayap tersebut direndahkan sebagai tanda penghormatan dan penyerahan diri dalam arti sikap rendah diri yang selayaknya diperintahkan kepada kedua orang tua, seba-gai pengakuan tulus atas kebaikan dan jasa-jasanya.
Allah Ta'ala berfirman: "Dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku kasihilah me-reka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil". (Al-Isra': 24)
Penyebutan kondisi masa kecil yang lemah yang membutuhkan perawatan dari kedua orang tua meng-ingatkan kepada kondisi yang sama yang sedang dialami orang tua tatkala menginjak lanjut usia yang selalu membutuhkan kasih sayang dan perawatan semisal. Lalu memohon kepada Allah agar bisa memberi belas-kasih kepada mereka berdua sebagai pengakuan atas kekurangan dalam memberi kasihsayang secara sem-purna dan hanya Allahlah yang bisa memberi kasih-sayang atau perawatan yang sangat sempurna serta hanya Dialah yang mampu membalas semua kebaikan dengan sempurna yang tidak mungkin bagi anak untuk melakukannya.
Bukti kasih sayang Allah banyak sekali yang tampak pada makhluk lain. Suatu contoh cahaya mata-hari yang menyinari alam semesta, udara yang dihirup manusia melalui proses paru-paru, air berfungsi untuk minum, masak dan menyiram tanaman dan kasih sayang ibu terhadap anaknya yang muncul secara fitrah sebagai bukti nyata kasih sayang Allah Rabb semesta alam.
Orang mulia dan baik kepada kedua orang tua akan selalu tahu kedudukan serta kemuliaan orang tua, dia merasakan tatkala mencium tangan ibu atau bapak-nya seolah-olah dia bersujud dengan ruh dan perasaan-nya laksana bersujud kepada Allah, dia mendapatkan jati diri yang sebenarnya sebagai suatu rahasia dalam kehidupan. Semua itu menjadi bukti penghargaan dan penghormatan kepada kedua orang tua. Allah Ta'la berfirman: "Dan Kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu-bapaknya . Dan jika kedua-nya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti ke-duanya". (Al-Ankabut: 8).
Orang tua adalah kerabat terdekat yang mempu-nyai jasa yang tidak terhingga dan kasih sayang yang besar sepanjang masa sehingga tidak aneh bila hak-haknya juga besar.
Seorang anak wajib mencintai, menghormati dan memelihara orang tua walaupun keduanya musyrik atau berlainan agama, keduanya berhak untuk diberi kebaik-an dan pemeliharaan bukan mentaati dan mengikuti kesyrikan atau agamanya. Allah Ta'ala berfirman: "Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang ber-tambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun." (Luqman : 14)
Disebutkan berulang-ulang serta banyak sekali wasiat untuk seorang anak agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya di dalam Al-Qur'an dan wasiat Rasul shallallahu 'alaihi wasallam dan tidak disebutkan wasiat orang tua untuk berbuat baik terhadap anaknya kecuali sedikit.
Karena kebaikan dan pengorbanan orang tua berupa jiwa, raga dan kekuatan yang tak terhitung tanpa berkeluh kesah dan meminta balasan dari anaknya, secara fitrah(naluri) sudah cukup sebagai pendorong kedua orang tua untuk bersikap demikian tanpa ditekan dengan wasiat. Adapun anak harus selalu diberi wasiat dan diingatkan agar senantiasa ingat akan jasa-jasa orang yang selama ini telah mencurahkan jiwa dan raga serta seluruh hidupnya dalam membesarkan dan mendidiknya. Apalagi seorang ibu selama mengandung mengalami banyak beban berat sebagaimana firman Allah Ta'ala (ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah), ibu lebih banyak menderita dalam membesarkan dan mengasuh anaknya, dan penderitaan di saat hamil tidak ada yang bisa merasakan payahnya kecuali kaum ibu juga.
Al-Bazzar meriwayatkan hadits dari Buraidah dari bapaknya bahwa ada seorang lelaki yang sedang thawaf sambil menggendong ibunya, lalu dia bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam: " Apakah dengan ini saya sudah menunaikan haknya?" Beliau shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Belum! Walaupun se-cuil".
Dari Al-Miqdam bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya Allah berwasiat agar kalian berbuat baik kepada ibu-ibumu, sesungguhnya Allah berwa-siat agar berbuat baik kepada bapak-bapakmu dan sesungguhnya Allah berwasiat kepada kalian agar berbuat baik kepada sanak kerabatmu". (Dishahih-kan oleh Al-Albani dalam Silsilah Shahihah)
Anak adalah bagian hidup dan belahan hati orang tua, kasih sayangnya mengalir di dalam darah daging keduanya.
Dari 'Aqra' bin Habis sesungguhnya dia melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mencium Hasan, lalu dia berkata: "Sesung-guhnya saya mempunyai sepuluh orang anak dan saya tidak pernah mencium seorangpun di antara mereka. Beliau bersabda: "Sesungguhnya barangsiapa yang tidak menyayangi maka tidak akan disayang". (Muttafaq 'alaih)
Al-Ahnaf bin Qais rahimahullah ditanya tentang masalah sikapnya terhadap anak, maka beliau menjawab: Anak adalah buah hati, belahan jiwa dan tulang punggung, kita rela terhina bagaikan bumi rela diinjak demi mereka dan bagaikan langit yang siap menaungi hidup mereka dan kita siap menjadi senjata pelindung bagi mereka dalam menghadapi marabahaya. Jika mereka minta sesuatu kabulkanlah dan bila marah cari sesuatu yang menye-nangkan hatinya, maka mereka akan membalas kasih sayangmu dan berterimakasih atas setiap pemberian-mu. Janganlah kalian merasa berat dan terbebani oleh anakmu, sebab mereka akan mengacuhkan hidupmu dan menghendaki kematianmu serta segan mendekati-mu.
Apabila seorang anak di mata orang tua keduduk-annya seperti itu, seharusnya anak menempatkan posisi orang tua tidak kurang dari itu dalam menghormati dan memuliakan orang tua mereka sebagai bukti balas budi dan pengakuan terhadap kebaikan yang telah didapat dari orang tua. Di samping tetap melestarikan kewajiban silaturrahim kepada mereka berdua sesuai ketentuan Kitabullah.
Dari Abu Hurairah sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tiga macam doa yang pasti terkabulkan; doa orang tua untuk anaknya, doa orang musafir dan doa orang yang teraniaya". (Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, Al-Albani).
Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa seorang laki-laki datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam meminta izin untuk ikut serta berjihad, maka beliau shallallahu 'alaihi wasallam bertanya: "Apakah kedua orang tuamu masih hidup? Dia berkata: "Ya, masih hidup". Beliau bersabda: "Maka berjihadlah dalam (menjaga) keduanya".
Dari Abu Bakrah berkata bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Maukah kalian aku ceritakan tentang dosa yang paling besar?" Kami menjawab: "Ya wahai Rasu-lullah". Beliau bersabda:
"Menyekutukan Allah dan durhaka kepada kedua orang tua." Beliau waktu itu bersandar, maka terus duduk dan bersabda: "Ketahuilah, dan perkataan dusta". (Shahihul Jami')
Dari Abdullah Ibnu Mas'ud berkata: Saya bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: Apakah amal yang paling dicintai Allah? Beliau menjawab: "Shalat pada waktunya." Saya bertanya: "Lalu apalagi?" Beliau bersabda: "Berbuat baik kepada orang tua". Saya bertanya: "Kemudian apalagi?" Beliau shallallahu 'alaihi wasallam bersab-da: "Jihad di jalan Allah". (Muttafaq 'alaih)
Dari Jabir bin Abdullah sesungguhnya seorang lelaki berkata: Wahai Rasulullah sesungguhnya saya mempunyai harta dan anak, dan bapak saya meng-inginkan hartaku. Maka beliau shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Engkau dan hartamu adalah milik bapakmu". (Muttafaq 'alaih).
Dan petunjuk birrul walidain yang terbaik adalah sikap yang telah ditunjukkan oleh para nabi 'alaihimus shalatu wa salam sebagai simbol anutan dan petunjuk bagi setiap manusia.
Nabi Ismail 'alaihi salam berkata dan ucapannya diabadi-kan dalam firman Allah Ta'ala: "Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang bersabar". (Ash-Shafaat: 102).
Nabi Nuh 'alaihi salam berkata juga dan ucapannya dise-butkan dalam firman Allah Ta'ala: "Ya Tuhanku! Ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman". (Nuh: 28)
Nabi Isa 'alaihi salam juga disifati oleh Allah Ta'ala dalam firman-Nya: "Dan berbakti kepada ibuku". (Maryam: 32)
Nabi Yahya 'alaihi salam juga disifati oleh Allah Ta'ala demikian yang disebutkan dalam firman Allah: "Dan banyak berbakti kepada kedua orang tuanya, dan bukanlah ia orang yang sombong lagi durhaka". (Maryam: 14)
Betapa indahnya bila seorang muslim bisa mencontoh dan mengikuti jejak para nabi.
Wahai anakku siang malam sepanjang umurku, aku korbankan untukmu agar kalian berbahagia, kedua orang tuamu letih dan menderita serta hati gundah bila engkau sedang sakit dan wajahmu pucat. Anakku tercin-ta. Itulah kalimat yang sering diulang-ulang oleh seorang ibu atau bapak.
Wahai seorang anak! Ingatlah jasa kedua orang tuamu yang besar tatkala engkau masih berada dalam kandungan, di saat kau masih bayi dan setelah kau menginjak remaja hingga engkau menjadi orang dewasa. Sekarang tiba saatnya kedua orang tuamu membutuh-kan kasih sayang dan perhatian darimu. Sementara engkau hanya sibuk mengurusi isteri dan anak-anakmu hingga orang tuamu engkau abaikan, padahal orang arab jahiliyah dulu menganggap aib dan harga diri jatuh jika ada seorang anak yang durhaka kepada kedua orang tuanya. Peribahasa-peribahasa Arab menceritakannya, menuduhnya dengan gambaran yang sangat jelek sekali bahkan memberinya julukan dengan julukan-julukan yang sangat keji. Akan tetapi kita membaca banyak cerita di zaman sekarang tentang cerita anak-anak yang durhaka kepada kedua orang tuanya.
Abu Ubaidah At-Taimy dalam kitabnya, Al-'Aqaqah wal Bararah menuturkan beberapa contoh orang-orang yang berbuat baik kepada kedua orang tuanya dan beberapa contoh orang-orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya. Seorang dari bani Qurai' bernama Murrah bin Khattab bin Abdullah bin Hamzah pernah mengejek dan terkadang memukul orang tuanya, se-hingga bapaknya berkata:
Saya besarkan dia tatkala dia masih kecil bagaikan anak burung yang baru lahir yang masih lemah tulang-belulangnya. Induknya yang menyuapi makan sampai melihat anaknya sudah mulai berkulit sempurna.
Dan contoh lain yang durhaka kepada orang tua-nya adalah putra Umi Tsawab Al-Hazaniyah, dia durhaka kepada ibunya karena isterinya selalu menghalangi untuk berbuat baik kepada ibunya, sehingga ibunya mengungkapkan kepedihan hati dalam sebuah syair:
Saya mengasuhnya di masa kecil tatkala masih seper-ti anak burung, sementara induknya yang menyuapi makanan dan melihat kulitnya yang masih baru tumbuh.
Setelah dewasa dia merobek pakaianku dan me-mukul badanku, apakah setelah masa tuaku aku harus mengajari etika dan adab.
Dan juga Yahya bin Yahya bin Said, suatu ketika dia pernah menyusahkan bapaknya lalu bapaknya meng-hardiknya dengan menulis syair:
Semenjak lahir dan masa bayi yang masih kecil aku mengasuhmu, dan saya selalu berusaha agar engkau menjadi orang tinggi dan berkecukupan.
Di malam hari engkau mengeluh sakit hingga tidak bisa tidur. Keluhan itu membuatku gundah dan ketakutan.
Jiwa selalu gelisah memikirkan keselamatan untuk dirimu, sebab aku tahu setiap jiwa terancam oleh ke-matian.
Contoh-contoh di atas merupakan sebagian dari beberapa kasus anak durhaka kepada kedua orang tua-nya yang terjadi pada masa lampau dan sekarang.
Dan di dalam sebagian lagu-lagu masyarakat jahili-yah dahulu, yang sering para wanita lantunkan adalah: Ya Allah, apa yang harus saya perbuat terhadap anakku yang durhaka, di masa kecil aku dengan susah payah membesarkannya, setelah menikah dengan seorang putri Romawi dia berbuat semena-mena terhadapku. Wanita ini mengadu kepada Allah terhadap sikap anaknya yang telah diasuh dengan susah payah, tetapi setelah menikah dengan wanita nasrani Romawi, dia melupakan ibunya.
Adapun contoh orang-orang yang berbuat baik kepada orang tua antara lain; cerita tiga orang yang terjebak dalam gua, di antara mereka ada yang mengata-kan: "Tidak ada cara yang mampu menyelamatkan kalian kecuali bertawassul dengan amal shalih kalian. Seorang di antara mereka berdo'a: "Ya Allah saya mempunyai dua orang tua yang lanjut usia dan saya sekeluarga tidak makan dan minum di malam hari sebelum mereka berdua, pada suatu saat saya pernah pergi jauh untuk suatu keperluan sehingga saya pulang terlambat dan sesampainya di rumah saya mendapatkan mereka berdua dalam keadaan tidur. Lalu saya memerah susu untuk malam itu, tetapi mereka berdua masih tetap tidur pulas, sementara saya tidak suka jika makan dan minum sebelum mereka. Akhirnya saya menunggu sambil memegang susu hingga mereka berdua ter-bangun, sampai fajar terbit mereka berdua baru bangun lalu meminum susu. Ya Allah jika perbuatan yang telah aku kerjakan tersebut termasuk perbuatan ikhlas karena mencari wajahMu, maka hilangkanlah kesulitan kami dari batu besar ini, lalu batu itu pun bergeser dari mulut gua.
Masih banyak contoh-contoh lain tentang orang-orang yang berbakti kepada orang tua baik di masa lampau maupun sekarang yang tidak mungkin kita ceritakan seluruhnya, kebaikan tersebut mereka per-sembahkan kepada orang tua sebagai balasan atas jasa-jasa, perhatian dan pemeliharaan mereka dan sebagai bukti pengakuan tulus dan akhlak mulia. Ini semua mengharuskan kepada setiap anak untuk mengingat kebaikan yang selalu mengalir tak ada hentinya hingga akhir hayat.
Sebagian orang-orang shalih sebelum berangkat kerja ada yang menyempatkan diri singgah ke rumah orang tuanya sambil mencium tangannya untuk memin-ta restu dan menanyakan keadaan serta kesehatan mereka. Lalu berangkat ke tempat kerja. Sikap mulia dan terpuji ini, sangat baik jika dipraktekkan dalam kehidupan masyarakat.
Imam Muslim meriwayatkan hadits dari Abu Hu-rairah bahwa dia berkata bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Celakalah, celakalah". Beliau ditanya: "Siapa wahai Rasulullah? Beliau shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Seseorang yang mendapati orang tuanya, dan salah satu atau keduanya berusia lanjut, kemudian tidak masuk Surga".
Dari Abdullah bin Umar berkata bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tiga orang tidak masuk Surga dan tidak dilihat Allah pada hari Kiamat; Orang yang durhaka kepa-da orang tua, wanita yang menyerupai laki-laki dan dayyuts. (HR. Ahmad)
Durhaka kepada orang tua adalah perbuatan zhalim besar dan sikap tidak tahu diri.
Rasulullah yang mengajari umat manusia etika dan tata krama mengetahui kedudukan dan fungsi seorang ibu dan bapak kemudian memberikan petunjuk kepada setiap orang mukmin agar menjadi umat yang bertang-gung jawab.
Di antara bentuk birrul walidain setelah orang tuanya meninggal adalah dengan menyambung hubung-an kerabat dengan teman dan sahabat orang tuanya.
Dari Abdullah bin Umar berkata sesungguhnya saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya perbuatan yang terbaik adalah me-nyambung hubungan kerabat dengan sahabat orang tuanya". (Shahihul Jami', Al-Albani)
Bukti cinta dan berbakti kepada orang tua adalah menghormati dan menjaga hubungan persahabatan orang tua dengan teman-temannya. Pada saat seseorang mempererat hubungan persahabatan dengan teman bapaknya, merupakan bukti dalam berbakti kepada orang tua dan pertanda hasil baik pendidikan orang tua kepada anak.
Imam Muslim dalam kitab shahihnya menyebutkan tentang bab keutamaan menyambung hubungan persa-habatan dengan teman-teman bapak atau ibu. Karena Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Sesungguhnya perbuatan yang terbaik adalah menyambung hubungan persahabatan dengan saha-bat orang tuanya".
Dan juga hadits tentang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam meng-hormati teman-teman Khadijah setelah wafatnya.
Para ulama mengatakan bahwa al-birr bermakna menyambung silaturrahim, menyayangi dan berbuat ke-baikan serta menjaga persahabatan. Seluruhnya termasuk bagian inti kebaikan. (Kholid Ar Rasyid)
Wa Qadha Rabbuka berarti suatu perintah yang lazim tidak bisa ditawar-tawar lagi dan Alla Ta'budu Illa Iyahu berarti perintah ibadah yang bersifat individu.
Allah menghubungkan beribadah kepada-Nya dengan berbuat baik kepada orang tua menunjukkan betapa mulianya kedudukan orang tua dan birrul walidain (berbuat baik kepada kedua orang tua) di sisi Allah.
Secara naluri orang tua dengan suka rela mau mengorbankan segala sesuatu untuk memelihara dan membesarkan anak-anaknya dan anak mendapatkan kenikmatan serta perlindungan sempurna dari kedua orang tuanya.
Seorang anak selalu merepotkan dan menyita perhatian orang tuanya dan tatkala menginjak masa tua mereka pun tetap berbahagia dengan keadaan putra-putrinya, akan tetapi betapa cepat seorang anak melalai-kan semua jasa-jasa orang tuanya, hanya disibukkan dengan isteri dan anak sehingga para bapak tidak perlu lagi menasihati anak-anaknya hanya saja seorang anak harus diingatkan dan digugah perasaannya atas kewajib-an mereka terhadap orang tuanya yang sepanjang umurnya dengan berbagai kesulitan dihabiskan untuk mereka serta mengorbankan segala yang ada demi kesenangan dan kebahagiaan mereka hingga datang masa lelah dan letih.
Maka berbuat baik kepada kedua orang tua menjadi keputusan mutlak dari Allah dan ibadah yang menempati urutan kedua setelah beribadah kepada Allah: "Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliha-raanmu". (Al-Isra': 23)
Kibar atau kibarul sin artinya berusia lanjut, umur sudah mulai menua, punggung sudah mulai membung-kuk dan kulit sudah mulai keriput. 'Indaka yang berarti pemeliharaan yaitu suatu kalimat yang menggambarkan makna tempat berlindung dan berteduh pada saat masa tua, lemah dan tidak berdaya.
Allah Ta'ala berfirman: "Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka". (Al-Isra': 23)
Seakan-akan Allah berfirman; Bersopan santunlah kamu kepada orang tua! Dengan demikian ayat tersebut mengajarkan sikap sopan agar seorang anak tidak menunjukkan sikap kasar serta menyakitkan hati atau merendahkan kedua orang tua. Allah Ta'ala berfirman: "Dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia".
Ini tingkatan yang lebih tinggi lagi yaitu keharusan bagi anak untuk selalu mengucapkan perkataan yang baik kepada kedua orang tua dan memperlihatkan sikap hormat serta menghargai. Allah Ta'ala juga berfirman: "Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih sayang".
Seolah-olah sikap rendah diri memiliki sayap dan sayap tersebut direndahkan sebagai tanda penghormatan dan penyerahan diri dalam arti sikap rendah diri yang selayaknya diperintahkan kepada kedua orang tua, seba-gai pengakuan tulus atas kebaikan dan jasa-jasanya.
Allah Ta'ala berfirman: "Dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku kasihilah me-reka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil". (Al-Isra': 24)
Penyebutan kondisi masa kecil yang lemah yang membutuhkan perawatan dari kedua orang tua meng-ingatkan kepada kondisi yang sama yang sedang dialami orang tua tatkala menginjak lanjut usia yang selalu membutuhkan kasih sayang dan perawatan semisal. Lalu memohon kepada Allah agar bisa memberi belas-kasih kepada mereka berdua sebagai pengakuan atas kekurangan dalam memberi kasihsayang secara sem-purna dan hanya Allahlah yang bisa memberi kasih-sayang atau perawatan yang sangat sempurna serta hanya Dialah yang mampu membalas semua kebaikan dengan sempurna yang tidak mungkin bagi anak untuk melakukannya.
Bukti kasih sayang Allah banyak sekali yang tampak pada makhluk lain. Suatu contoh cahaya mata-hari yang menyinari alam semesta, udara yang dihirup manusia melalui proses paru-paru, air berfungsi untuk minum, masak dan menyiram tanaman dan kasih sayang ibu terhadap anaknya yang muncul secara fitrah sebagai bukti nyata kasih sayang Allah Rabb semesta alam.
Orang mulia dan baik kepada kedua orang tua akan selalu tahu kedudukan serta kemuliaan orang tua, dia merasakan tatkala mencium tangan ibu atau bapak-nya seolah-olah dia bersujud dengan ruh dan perasaan-nya laksana bersujud kepada Allah, dia mendapatkan jati diri yang sebenarnya sebagai suatu rahasia dalam kehidupan. Semua itu menjadi bukti penghargaan dan penghormatan kepada kedua orang tua. Allah Ta'la berfirman: "Dan Kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu-bapaknya . Dan jika kedua-nya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti ke-duanya". (Al-Ankabut: 8).
Orang tua adalah kerabat terdekat yang mempu-nyai jasa yang tidak terhingga dan kasih sayang yang besar sepanjang masa sehingga tidak aneh bila hak-haknya juga besar.
Seorang anak wajib mencintai, menghormati dan memelihara orang tua walaupun keduanya musyrik atau berlainan agama, keduanya berhak untuk diberi kebaik-an dan pemeliharaan bukan mentaati dan mengikuti kesyrikan atau agamanya. Allah Ta'ala berfirman: "Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang ber-tambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun." (Luqman : 14)
Disebutkan berulang-ulang serta banyak sekali wasiat untuk seorang anak agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya di dalam Al-Qur'an dan wasiat Rasul shallallahu 'alaihi wasallam dan tidak disebutkan wasiat orang tua untuk berbuat baik terhadap anaknya kecuali sedikit.
Karena kebaikan dan pengorbanan orang tua berupa jiwa, raga dan kekuatan yang tak terhitung tanpa berkeluh kesah dan meminta balasan dari anaknya, secara fitrah(naluri) sudah cukup sebagai pendorong kedua orang tua untuk bersikap demikian tanpa ditekan dengan wasiat. Adapun anak harus selalu diberi wasiat dan diingatkan agar senantiasa ingat akan jasa-jasa orang yang selama ini telah mencurahkan jiwa dan raga serta seluruh hidupnya dalam membesarkan dan mendidiknya. Apalagi seorang ibu selama mengandung mengalami banyak beban berat sebagaimana firman Allah Ta'ala (ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah), ibu lebih banyak menderita dalam membesarkan dan mengasuh anaknya, dan penderitaan di saat hamil tidak ada yang bisa merasakan payahnya kecuali kaum ibu juga.
Al-Bazzar meriwayatkan hadits dari Buraidah dari bapaknya bahwa ada seorang lelaki yang sedang thawaf sambil menggendong ibunya, lalu dia bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam: " Apakah dengan ini saya sudah menunaikan haknya?" Beliau shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Belum! Walaupun se-cuil".
Dari Al-Miqdam bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya Allah berwasiat agar kalian berbuat baik kepada ibu-ibumu, sesungguhnya Allah berwa-siat agar berbuat baik kepada bapak-bapakmu dan sesungguhnya Allah berwasiat kepada kalian agar berbuat baik kepada sanak kerabatmu". (Dishahih-kan oleh Al-Albani dalam Silsilah Shahihah)
Anak adalah bagian hidup dan belahan hati orang tua, kasih sayangnya mengalir di dalam darah daging keduanya.
Dari 'Aqra' bin Habis sesungguhnya dia melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mencium Hasan, lalu dia berkata: "Sesung-guhnya saya mempunyai sepuluh orang anak dan saya tidak pernah mencium seorangpun di antara mereka. Beliau bersabda: "Sesungguhnya barangsiapa yang tidak menyayangi maka tidak akan disayang". (Muttafaq 'alaih)
Al-Ahnaf bin Qais rahimahullah ditanya tentang masalah sikapnya terhadap anak, maka beliau menjawab: Anak adalah buah hati, belahan jiwa dan tulang punggung, kita rela terhina bagaikan bumi rela diinjak demi mereka dan bagaikan langit yang siap menaungi hidup mereka dan kita siap menjadi senjata pelindung bagi mereka dalam menghadapi marabahaya. Jika mereka minta sesuatu kabulkanlah dan bila marah cari sesuatu yang menye-nangkan hatinya, maka mereka akan membalas kasih sayangmu dan berterimakasih atas setiap pemberian-mu. Janganlah kalian merasa berat dan terbebani oleh anakmu, sebab mereka akan mengacuhkan hidupmu dan menghendaki kematianmu serta segan mendekati-mu.
Apabila seorang anak di mata orang tua keduduk-annya seperti itu, seharusnya anak menempatkan posisi orang tua tidak kurang dari itu dalam menghormati dan memuliakan orang tua mereka sebagai bukti balas budi dan pengakuan terhadap kebaikan yang telah didapat dari orang tua. Di samping tetap melestarikan kewajiban silaturrahim kepada mereka berdua sesuai ketentuan Kitabullah.
Dari Abu Hurairah sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tiga macam doa yang pasti terkabulkan; doa orang tua untuk anaknya, doa orang musafir dan doa orang yang teraniaya". (Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, Al-Albani).
Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa seorang laki-laki datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam meminta izin untuk ikut serta berjihad, maka beliau shallallahu 'alaihi wasallam bertanya: "Apakah kedua orang tuamu masih hidup? Dia berkata: "Ya, masih hidup". Beliau bersabda: "Maka berjihadlah dalam (menjaga) keduanya".
Dari Abu Bakrah berkata bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Maukah kalian aku ceritakan tentang dosa yang paling besar?" Kami menjawab: "Ya wahai Rasu-lullah". Beliau bersabda:
"Menyekutukan Allah dan durhaka kepada kedua orang tua." Beliau waktu itu bersandar, maka terus duduk dan bersabda: "Ketahuilah, dan perkataan dusta". (Shahihul Jami')
Dari Abdullah Ibnu Mas'ud berkata: Saya bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: Apakah amal yang paling dicintai Allah? Beliau menjawab: "Shalat pada waktunya." Saya bertanya: "Lalu apalagi?" Beliau bersabda: "Berbuat baik kepada orang tua". Saya bertanya: "Kemudian apalagi?" Beliau shallallahu 'alaihi wasallam bersab-da: "Jihad di jalan Allah". (Muttafaq 'alaih)
Dari Jabir bin Abdullah sesungguhnya seorang lelaki berkata: Wahai Rasulullah sesungguhnya saya mempunyai harta dan anak, dan bapak saya meng-inginkan hartaku. Maka beliau shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Engkau dan hartamu adalah milik bapakmu". (Muttafaq 'alaih).
Dan petunjuk birrul walidain yang terbaik adalah sikap yang telah ditunjukkan oleh para nabi 'alaihimus shalatu wa salam sebagai simbol anutan dan petunjuk bagi setiap manusia.
Nabi Ismail 'alaihi salam berkata dan ucapannya diabadi-kan dalam firman Allah Ta'ala: "Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang bersabar". (Ash-Shafaat: 102).
Nabi Nuh 'alaihi salam berkata juga dan ucapannya dise-butkan dalam firman Allah Ta'ala: "Ya Tuhanku! Ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman". (Nuh: 28)
Nabi Isa 'alaihi salam juga disifati oleh Allah Ta'ala dalam firman-Nya: "Dan berbakti kepada ibuku". (Maryam: 32)
Nabi Yahya 'alaihi salam juga disifati oleh Allah Ta'ala demikian yang disebutkan dalam firman Allah: "Dan banyak berbakti kepada kedua orang tuanya, dan bukanlah ia orang yang sombong lagi durhaka". (Maryam: 14)
Betapa indahnya bila seorang muslim bisa mencontoh dan mengikuti jejak para nabi.
Wahai anakku siang malam sepanjang umurku, aku korbankan untukmu agar kalian berbahagia, kedua orang tuamu letih dan menderita serta hati gundah bila engkau sedang sakit dan wajahmu pucat. Anakku tercin-ta. Itulah kalimat yang sering diulang-ulang oleh seorang ibu atau bapak.
Wahai seorang anak! Ingatlah jasa kedua orang tuamu yang besar tatkala engkau masih berada dalam kandungan, di saat kau masih bayi dan setelah kau menginjak remaja hingga engkau menjadi orang dewasa. Sekarang tiba saatnya kedua orang tuamu membutuh-kan kasih sayang dan perhatian darimu. Sementara engkau hanya sibuk mengurusi isteri dan anak-anakmu hingga orang tuamu engkau abaikan, padahal orang arab jahiliyah dulu menganggap aib dan harga diri jatuh jika ada seorang anak yang durhaka kepada kedua orang tuanya. Peribahasa-peribahasa Arab menceritakannya, menuduhnya dengan gambaran yang sangat jelek sekali bahkan memberinya julukan dengan julukan-julukan yang sangat keji. Akan tetapi kita membaca banyak cerita di zaman sekarang tentang cerita anak-anak yang durhaka kepada kedua orang tuanya.
Abu Ubaidah At-Taimy dalam kitabnya, Al-'Aqaqah wal Bararah menuturkan beberapa contoh orang-orang yang berbuat baik kepada kedua orang tuanya dan beberapa contoh orang-orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya. Seorang dari bani Qurai' bernama Murrah bin Khattab bin Abdullah bin Hamzah pernah mengejek dan terkadang memukul orang tuanya, se-hingga bapaknya berkata:
Saya besarkan dia tatkala dia masih kecil bagaikan anak burung yang baru lahir yang masih lemah tulang-belulangnya. Induknya yang menyuapi makan sampai melihat anaknya sudah mulai berkulit sempurna.
Dan contoh lain yang durhaka kepada orang tua-nya adalah putra Umi Tsawab Al-Hazaniyah, dia durhaka kepada ibunya karena isterinya selalu menghalangi untuk berbuat baik kepada ibunya, sehingga ibunya mengungkapkan kepedihan hati dalam sebuah syair:
Saya mengasuhnya di masa kecil tatkala masih seper-ti anak burung, sementara induknya yang menyuapi makanan dan melihat kulitnya yang masih baru tumbuh.
Setelah dewasa dia merobek pakaianku dan me-mukul badanku, apakah setelah masa tuaku aku harus mengajari etika dan adab.
Dan juga Yahya bin Yahya bin Said, suatu ketika dia pernah menyusahkan bapaknya lalu bapaknya meng-hardiknya dengan menulis syair:
Semenjak lahir dan masa bayi yang masih kecil aku mengasuhmu, dan saya selalu berusaha agar engkau menjadi orang tinggi dan berkecukupan.
Di malam hari engkau mengeluh sakit hingga tidak bisa tidur. Keluhan itu membuatku gundah dan ketakutan.
Jiwa selalu gelisah memikirkan keselamatan untuk dirimu, sebab aku tahu setiap jiwa terancam oleh ke-matian.
Contoh-contoh di atas merupakan sebagian dari beberapa kasus anak durhaka kepada kedua orang tua-nya yang terjadi pada masa lampau dan sekarang.
Dan di dalam sebagian lagu-lagu masyarakat jahili-yah dahulu, yang sering para wanita lantunkan adalah: Ya Allah, apa yang harus saya perbuat terhadap anakku yang durhaka, di masa kecil aku dengan susah payah membesarkannya, setelah menikah dengan seorang putri Romawi dia berbuat semena-mena terhadapku. Wanita ini mengadu kepada Allah terhadap sikap anaknya yang telah diasuh dengan susah payah, tetapi setelah menikah dengan wanita nasrani Romawi, dia melupakan ibunya.
Adapun contoh orang-orang yang berbuat baik kepada orang tua antara lain; cerita tiga orang yang terjebak dalam gua, di antara mereka ada yang mengata-kan: "Tidak ada cara yang mampu menyelamatkan kalian kecuali bertawassul dengan amal shalih kalian. Seorang di antara mereka berdo'a: "Ya Allah saya mempunyai dua orang tua yang lanjut usia dan saya sekeluarga tidak makan dan minum di malam hari sebelum mereka berdua, pada suatu saat saya pernah pergi jauh untuk suatu keperluan sehingga saya pulang terlambat dan sesampainya di rumah saya mendapatkan mereka berdua dalam keadaan tidur. Lalu saya memerah susu untuk malam itu, tetapi mereka berdua masih tetap tidur pulas, sementara saya tidak suka jika makan dan minum sebelum mereka. Akhirnya saya menunggu sambil memegang susu hingga mereka berdua ter-bangun, sampai fajar terbit mereka berdua baru bangun lalu meminum susu. Ya Allah jika perbuatan yang telah aku kerjakan tersebut termasuk perbuatan ikhlas karena mencari wajahMu, maka hilangkanlah kesulitan kami dari batu besar ini, lalu batu itu pun bergeser dari mulut gua.
Masih banyak contoh-contoh lain tentang orang-orang yang berbakti kepada orang tua baik di masa lampau maupun sekarang yang tidak mungkin kita ceritakan seluruhnya, kebaikan tersebut mereka per-sembahkan kepada orang tua sebagai balasan atas jasa-jasa, perhatian dan pemeliharaan mereka dan sebagai bukti pengakuan tulus dan akhlak mulia. Ini semua mengharuskan kepada setiap anak untuk mengingat kebaikan yang selalu mengalir tak ada hentinya hingga akhir hayat.
Sebagian orang-orang shalih sebelum berangkat kerja ada yang menyempatkan diri singgah ke rumah orang tuanya sambil mencium tangannya untuk memin-ta restu dan menanyakan keadaan serta kesehatan mereka. Lalu berangkat ke tempat kerja. Sikap mulia dan terpuji ini, sangat baik jika dipraktekkan dalam kehidupan masyarakat.
Imam Muslim meriwayatkan hadits dari Abu Hu-rairah bahwa dia berkata bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Celakalah, celakalah". Beliau ditanya: "Siapa wahai Rasulullah? Beliau shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Seseorang yang mendapati orang tuanya, dan salah satu atau keduanya berusia lanjut, kemudian tidak masuk Surga".
Dari Abdullah bin Umar berkata bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tiga orang tidak masuk Surga dan tidak dilihat Allah pada hari Kiamat; Orang yang durhaka kepa-da orang tua, wanita yang menyerupai laki-laki dan dayyuts. (HR. Ahmad)
Durhaka kepada orang tua adalah perbuatan zhalim besar dan sikap tidak tahu diri.
Rasulullah yang mengajari umat manusia etika dan tata krama mengetahui kedudukan dan fungsi seorang ibu dan bapak kemudian memberikan petunjuk kepada setiap orang mukmin agar menjadi umat yang bertang-gung jawab.
Di antara bentuk birrul walidain setelah orang tuanya meninggal adalah dengan menyambung hubung-an kerabat dengan teman dan sahabat orang tuanya.
Dari Abdullah bin Umar berkata sesungguhnya saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya perbuatan yang terbaik adalah me-nyambung hubungan kerabat dengan sahabat orang tuanya". (Shahihul Jami', Al-Albani)
Bukti cinta dan berbakti kepada orang tua adalah menghormati dan menjaga hubungan persahabatan orang tua dengan teman-temannya. Pada saat seseorang mempererat hubungan persahabatan dengan teman bapaknya, merupakan bukti dalam berbakti kepada orang tua dan pertanda hasil baik pendidikan orang tua kepada anak.
Imam Muslim dalam kitab shahihnya menyebutkan tentang bab keutamaan menyambung hubungan persa-habatan dengan teman-teman bapak atau ibu. Karena Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Sesungguhnya perbuatan yang terbaik adalah menyambung hubungan persahabatan dengan saha-bat orang tuanya".
Dan juga hadits tentang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam meng-hormati teman-teman Khadijah setelah wafatnya.
Para ulama mengatakan bahwa al-birr bermakna menyambung silaturrahim, menyayangi dan berbuat ke-baikan serta menjaga persahabatan. Seluruhnya termasuk bagian inti kebaikan. (Kholid Ar Rasyid)
KEUTAMAAN HARI JUM'AT
Segala puji bagi Allah Rab semesta alam, shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Rasulullah y, beserta para keluarga, sahabat, dan orang-orang yang tetap istiqomah menegakkan risalah yang dibawanya hingga akhir zaman..
Wahai kaum muslimin ….Allah l telah menganugerahkan bermacam-macam keistimewaan dan keutamaan kepada umat ini. Diantara keistimewaan itu adalah hari Jum'at, setelah kaum Yahudi dan Nasrani dipalingkan darinya.
Abu Hurairah zmeriwayatkan, Rasulullah bersabda:
"Allah telah memalingkan orang-orang sebelum kita untuk menjadikan hari Jum'at sebagai hari raya mereka, oleh karena itu hari raya orang Yahudi adalah hari Sabtu, dan hari raya orang Nasrani adalah hari Ahad, kemudian Allah memberikan bimbingan kepada kita untuk menjadikan hari Jum'at sebagai hari raya, sehingga Allah menjadikan hari raya secara berurutan, yaitu hari Jum'at, Sabtu dan Ahad. Dan di hari kiamat mereka pun akan mengikuti kita seperti urutan tersebut, walaupun di dunia kita adalah penghuni yang terakhir, namun di hari kiamat nanti kita adalah urutan terdepan yang akan diputuskan perkaranya sebelum seluruh makhluk". (HR. Muslim)
Al-Hafidz Ibnu Katsir berkata: "Hari ini dinamakan Jum'at, karena artinya merupakan turunan dari kata al-jam'u yang berarti perkumpulan, karena umat Islam berkumpul pada hari itu setiap pekan di balai-balai pertemuan yang luas. Allah l memerintahkan hamba-hamba-Nya yang mukmin berkumpul untuk melaksanakan ibadah kepada-Nya. Allah l berfirman:
"Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat pada hari Jum'at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui". (QS. 62:9)
Maksudnya, pergilah untuk melaksanakan shalat Jum'at dengan penuh ketenangan, konsentrasi dan sepenuh hasrat, bukan berjalan dengan cepat-cepat, karena berjalan dengan cepat untuk shalat itu dilarang. Al-Hasan Al-Bashri berkata: Demi Allah, sungguh maksudnya bukanlah berjalan kaki dengan cepat, karena hal itu jelas terlarang. Tapi yang diperintahkan adalah berjalan dengan penuh kekhusyukan dan sepenuh hasrat dalam hati. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir : 4/385-386).
Ibnu Qayyim Al-Jauziyah berkata: Hari Jum'at adalah hari ibadah. Hari ini dibandingkan dengan hari-hari lainnya dalam sepekan, laksana bulan Ramadhan dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya. Waktu mustajab pada hari Jum'at seperti waktu mustajab pada malam lailatul qodar di bulan Ramadhan. (Zadul Ma'ad: 1/398).
KEUTAMAAN HARI JUM'AT
1. Hari Terbaik
Abu Hurairah z meriwayatkan bahwa Rasulullah y bersabada:
"Hari terbaik dimana pada hari itu matahari terbit adalah hari Jum'at. Pada hari itu Adam diciptakan, dimasukkan surga serta dikeluarkan darinya. Dan kiamat tidak akan terjadi kecuali pada
2. Terdapat Waktu Mustajab untuk Berdo'a.
Abu Hurairah z berkata Rasulullah y bersabda:
" Sesungguhnya pada hari Jum'at terdapat waktu mustajab bila seorang hamba muslim melaksanakan shalat dan memohon sesuatu kepada Allah pada waktu itu, niscaya Allah akan mengabulkannya. Rasululllah y mengisyaratkan dengan tangannya menggambarkan sedikitnya waktu itu (H. Muttafaqun Alaih)
Ibnu Qayyim Al Jauziah - setelah menjabarkan perbedaan pendapat tentang kapan waktu itu - mengatakan: "Diantara sekian banyak pendapat ada dua yang paling kuat, sebagaimana ditunjukkan dalam banyak hadits yang sahih, pertama saat duduknya khatib sampai selesainya shalat. Kedua, sesudah Ashar, dan ini adalah pendapat yang terkuat dari dua pendapat tadi (Zadul Ma'ad Jilid I/389-390).
3. Sedekah pada hari itu lebih utama dibanding sedekah pada hari-hari lainnya.
Ibnu Qayyim berkata: "Sedekah pada hari itu dibandingkan dengan sedekah pada enam hari lainnya laksana sedekah pada bulan Ramadhan dibanding bulan-bulan lainnya". Hadits dari Ka'ab z menjelaskan:
"Dan sedekah pada hari itu lebih mulia dibanding hari-hari selainnya".(Mauquf Shahih)
4. Hari tatkala Allah l menampakkan diri kepada hamba-Nya yang beriman di Surga.
Sahabat Anas bin Malik z dalam mengomentari ayat: "Dan Kami memiliki pertambahannya" (QS.50:35) mengatakan: "Allah menampakkan diri kepada mereka setiap hari Jum'at".
5. Hari besar yang berulang setiap pekan.
Ibnu Abbas z berkata : Rasulullah y bersabda:
"Hari ini adalah hari besar yang Allah tetapkan bagi ummat Islam, maka siapa yang hendak menghadiri shalat Jum'at hendaklah mandi terlebih dahulu ……". (HR. Ibnu Majah)
6. Hari dihapuskannya dosa-dosa
Salman Al Farisi z berkata : Rasulullah y bersabda:
"Siapa yang mandi pada hari Jum'at, bersuci sesuai kemampuan, merapikan rambutnya, mengoleskan parfum, lalu berangkat ke masjid, dan masuk masjid tanpa melangkahi diantara dua orang untuk dilewatinya, kemudian shalat sesuai tuntunan dan diam tatkala imam berkhutbah, niscaya diampuni dosa-dosanya di antara dua Jum'at". (HR. Bukhari).
7. Orang yang berjalan untuk shalat Jum'at akan mendapat pahala untuk tiap langkahnya, setara dengan pahala ibadah satu tahun shalat dan puasa.
Aus bin Aus z berkata: Rasulullah y bersabda:
"Siapa yang mandi pada hari Jum'at, kemudian bersegera berangkat menuju masjid, dan menempati shaf terdepan kemudian dia diam, maka setiap langkah yang dia ayunkan mendapat pahala puasa dan shalat selama satu tahun, dan itu adalah hal yang mudah bagi Allah".
(HR. Ahmad dan Ashabus Sunan, dinyatakan shahih oleh Ibnu Huzaimah).
8. Wafat pada malam hari Jum'at atau siangnya adalah tanda husnul khatimah, yaitu dibebaskan dari fitnah (azab) kubur.
Diriwayatkan oleh Ibnu Amru , bahwa Rasulullah y bersabda:
"Setiap muslim yang mati pada siang hari Jum'at atau malamnya, niscaya Allah akan menyelamatkannya dari fitnah kubur". (HR. Ahmad dan Tirmizi, dinilai shahih oleh Al-Bani).
Judul:
الجمعة: أحكام، أداب، فضائل مع تنبيهات على بعض الأخطاء
Karya: Kholid Abu Shalh
Penterjemah: Luqman Hakim Syuhada.
Wahai kaum muslimin ….Allah l telah menganugerahkan bermacam-macam keistimewaan dan keutamaan kepada umat ini. Diantara keistimewaan itu adalah hari Jum'at, setelah kaum Yahudi dan Nasrani dipalingkan darinya.
Abu Hurairah zmeriwayatkan, Rasulullah bersabda:
"Allah telah memalingkan orang-orang sebelum kita untuk menjadikan hari Jum'at sebagai hari raya mereka, oleh karena itu hari raya orang Yahudi adalah hari Sabtu, dan hari raya orang Nasrani adalah hari Ahad, kemudian Allah memberikan bimbingan kepada kita untuk menjadikan hari Jum'at sebagai hari raya, sehingga Allah menjadikan hari raya secara berurutan, yaitu hari Jum'at, Sabtu dan Ahad. Dan di hari kiamat mereka pun akan mengikuti kita seperti urutan tersebut, walaupun di dunia kita adalah penghuni yang terakhir, namun di hari kiamat nanti kita adalah urutan terdepan yang akan diputuskan perkaranya sebelum seluruh makhluk". (HR. Muslim)
Al-Hafidz Ibnu Katsir berkata: "Hari ini dinamakan Jum'at, karena artinya merupakan turunan dari kata al-jam'u yang berarti perkumpulan, karena umat Islam berkumpul pada hari itu setiap pekan di balai-balai pertemuan yang luas. Allah l memerintahkan hamba-hamba-Nya yang mukmin berkumpul untuk melaksanakan ibadah kepada-Nya. Allah l berfirman:
"Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat pada hari Jum'at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui". (QS. 62:9)
Maksudnya, pergilah untuk melaksanakan shalat Jum'at dengan penuh ketenangan, konsentrasi dan sepenuh hasrat, bukan berjalan dengan cepat-cepat, karena berjalan dengan cepat untuk shalat itu dilarang. Al-Hasan Al-Bashri berkata: Demi Allah, sungguh maksudnya bukanlah berjalan kaki dengan cepat, karena hal itu jelas terlarang. Tapi yang diperintahkan adalah berjalan dengan penuh kekhusyukan dan sepenuh hasrat dalam hati. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir : 4/385-386).
Ibnu Qayyim Al-Jauziyah berkata: Hari Jum'at adalah hari ibadah. Hari ini dibandingkan dengan hari-hari lainnya dalam sepekan, laksana bulan Ramadhan dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya. Waktu mustajab pada hari Jum'at seperti waktu mustajab pada malam lailatul qodar di bulan Ramadhan. (Zadul Ma'ad: 1/398).
KEUTAMAAN HARI JUM'AT
1. Hari Terbaik
Abu Hurairah z meriwayatkan bahwa Rasulullah y bersabada:
"Hari terbaik dimana pada hari itu matahari terbit adalah hari Jum'at. Pada hari itu Adam diciptakan, dimasukkan surga serta dikeluarkan darinya. Dan kiamat tidak akan terjadi kecuali pada
2. Terdapat Waktu Mustajab untuk Berdo'a.
Abu Hurairah z berkata Rasulullah y bersabda:
" Sesungguhnya pada hari Jum'at terdapat waktu mustajab bila seorang hamba muslim melaksanakan shalat dan memohon sesuatu kepada Allah pada waktu itu, niscaya Allah akan mengabulkannya. Rasululllah y mengisyaratkan dengan tangannya menggambarkan sedikitnya waktu itu (H. Muttafaqun Alaih)
Ibnu Qayyim Al Jauziah - setelah menjabarkan perbedaan pendapat tentang kapan waktu itu - mengatakan: "Diantara sekian banyak pendapat ada dua yang paling kuat, sebagaimana ditunjukkan dalam banyak hadits yang sahih, pertama saat duduknya khatib sampai selesainya shalat. Kedua, sesudah Ashar, dan ini adalah pendapat yang terkuat dari dua pendapat tadi (Zadul Ma'ad Jilid I/389-390).
3. Sedekah pada hari itu lebih utama dibanding sedekah pada hari-hari lainnya.
Ibnu Qayyim berkata: "Sedekah pada hari itu dibandingkan dengan sedekah pada enam hari lainnya laksana sedekah pada bulan Ramadhan dibanding bulan-bulan lainnya". Hadits dari Ka'ab z menjelaskan:
"Dan sedekah pada hari itu lebih mulia dibanding hari-hari selainnya".(Mauquf Shahih)
4. Hari tatkala Allah l menampakkan diri kepada hamba-Nya yang beriman di Surga.
Sahabat Anas bin Malik z dalam mengomentari ayat: "Dan Kami memiliki pertambahannya" (QS.50:35) mengatakan: "Allah menampakkan diri kepada mereka setiap hari Jum'at".
5. Hari besar yang berulang setiap pekan.
Ibnu Abbas z berkata : Rasulullah y bersabda:
"Hari ini adalah hari besar yang Allah tetapkan bagi ummat Islam, maka siapa yang hendak menghadiri shalat Jum'at hendaklah mandi terlebih dahulu ……". (HR. Ibnu Majah)
6. Hari dihapuskannya dosa-dosa
Salman Al Farisi z berkata : Rasulullah y bersabda:
"Siapa yang mandi pada hari Jum'at, bersuci sesuai kemampuan, merapikan rambutnya, mengoleskan parfum, lalu berangkat ke masjid, dan masuk masjid tanpa melangkahi diantara dua orang untuk dilewatinya, kemudian shalat sesuai tuntunan dan diam tatkala imam berkhutbah, niscaya diampuni dosa-dosanya di antara dua Jum'at". (HR. Bukhari).
7. Orang yang berjalan untuk shalat Jum'at akan mendapat pahala untuk tiap langkahnya, setara dengan pahala ibadah satu tahun shalat dan puasa.
Aus bin Aus z berkata: Rasulullah y bersabda:
"Siapa yang mandi pada hari Jum'at, kemudian bersegera berangkat menuju masjid, dan menempati shaf terdepan kemudian dia diam, maka setiap langkah yang dia ayunkan mendapat pahala puasa dan shalat selama satu tahun, dan itu adalah hal yang mudah bagi Allah".
(HR. Ahmad dan Ashabus Sunan, dinyatakan shahih oleh Ibnu Huzaimah).
8. Wafat pada malam hari Jum'at atau siangnya adalah tanda husnul khatimah, yaitu dibebaskan dari fitnah (azab) kubur.
Diriwayatkan oleh Ibnu Amru , bahwa Rasulullah y bersabda:
"Setiap muslim yang mati pada siang hari Jum'at atau malamnya, niscaya Allah akan menyelamatkannya dari fitnah kubur". (HR. Ahmad dan Tirmizi, dinilai shahih oleh Al-Bani).
Judul:
الجمعة: أحكام، أداب، فضائل مع تنبيهات على بعض الأخطاء
Karya: Kholid Abu Shalh
Penterjemah: Luqman Hakim Syuhada.
Sabtu, September 26, 2009
SIKSA MENINGGALKAN SEMBAHYANG..
"Apakah yg menyebabkan kamu semua masuk ke neraka saqar ini ?"
mereka menjawab:"kami tidk termasuk dalam golongan org2 yg bersembahyang."
(surah Al-Mudathsir ayat 42 & 43)
SIKSAAN KETIKA HIDUP DI DUNIA
Allah kurangkan keberkatan umurnya.
rezekinya disempitkan oleh Allah.
tiada tempat baginya di sisi agama Islam.
Doanya tertolak.
Hilang cahaya soleh dr wajahnya.
Amal kebajikan yang dilakukannya langsung tidak diberi pahala.
SIKSAAN KETIKA SAKARATUL MAUT
Ia akan menghadapi sakaratul maut dalam keadaan hina.
Matinya dalam keadaan menderita kelaparan.
Matinya dalam keadaan yang sangat haus walaupun diberi air minum sebanyak 7 lautan.
SIKSAAN KETIKA DI DALAM KUBUR
Allah akan menyempitkan kuburnya sesempit-sempitnya.
Kuburnya akan digelapkan.
Allah akan menyiksanya dengan pedih sehingga hari Qiamat.
SIKSAAN KETIKA BERADA DI AKHIRAT.
Ia akan dibelenggu dan diseret ke padang Mahsyar oleh malaikat.
Allah tidak akan memandangnya dengan pandangan belas kasihan.
Allah tidak akan mengampuni dosanya dan dia akan disiksa dengan keras di dalam neraka.
mereka menjawab:"kami tidk termasuk dalam golongan org2 yg bersembahyang."
(surah Al-Mudathsir ayat 42 & 43)
SIKSAAN KETIKA HIDUP DI DUNIA
Allah kurangkan keberkatan umurnya.
rezekinya disempitkan oleh Allah.
tiada tempat baginya di sisi agama Islam.
Doanya tertolak.
Hilang cahaya soleh dr wajahnya.
Amal kebajikan yang dilakukannya langsung tidak diberi pahala.
SIKSAAN KETIKA SAKARATUL MAUT
Ia akan menghadapi sakaratul maut dalam keadaan hina.
Matinya dalam keadaan menderita kelaparan.
Matinya dalam keadaan yang sangat haus walaupun diberi air minum sebanyak 7 lautan.
SIKSAAN KETIKA DI DALAM KUBUR
Allah akan menyempitkan kuburnya sesempit-sempitnya.
Kuburnya akan digelapkan.
Allah akan menyiksanya dengan pedih sehingga hari Qiamat.
SIKSAAN KETIKA BERADA DI AKHIRAT.
Ia akan dibelenggu dan diseret ke padang Mahsyar oleh malaikat.
Allah tidak akan memandangnya dengan pandangan belas kasihan.
Allah tidak akan mengampuni dosanya dan dia akan disiksa dengan keras di dalam neraka.
Renungan
LALUAN MENUJU KE KUBUR
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
a. Jauhkan dari perbuatan mengumpat & mengeji
b. Hindarkan perasaan irihati (benci)
c. Jangan terpengaruh dengan emas/perak
d. Sucikan kadha' hajat dgn istibra (berak/kencing)
LALUAN UNTUK BERJUMPA IZRAIL
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
a. Bersihkan diri dengan bertaubat
b. Gembirakan hati orang Mu'min
c. Bayar semula kadha' yang tertinggal
d. Kasih sepenuh hati kepada ALLAH Taala
LALUAN UNTUK BERTEMU MUNGKAR NANGKIR ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
a. Mengucap dua kalimah syahadat
b. Suka memberi sedekah
c. Berkata benar
d. Bersihkan dan perbaiki hati
LALUAN UNTUK MEMBERATKAN TIMBANGAN ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
a. Belajar atau mengajar ilmu yang bermanafaat
b. Sucikan perkataan dan pakaian
c. Bersyukur dengan yang sedikit
d. Suka dan redha dengan yang didatangkan oleh ALLAH
LALUAN MEMANTAPKAN AMALAN
~~~ ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
a. Jauhkan perkataan yang sia-sia
b. Pendekkan cita-cita dunia
c. Banyakkan puji-pujian kepda ALLAH
d. Banyakkan sedekah dan khairat
LALUAN MELALUI TITIAN SIRAT AL-MUSTAKIM ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
a. Kasihilah aulia ALLAH Ta'ala
b. Berbaktilah kepada kedua ibubapa
c. Berpegang teguh dengan hukum syara'
d. Bercakap perkataan yang baik sesama makhluk
LALUAN MENJAUHKAN DIRI DARI NERAKA ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
a. Banyakkan membaca al-Quran
b. Banyakkan menangis kerana dosa-dosa yang lalu
c. Tinggalkan perkara yang maksiat
d. Jauhkan segala yang haram
LALUAN UNTUK MEMASUKI SYURGA ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
a. Membuat kebajikan seberapa banyak yang boleh
b. Kasihi orang yang soleh
c. Kerjakan segala suruh-suruhan ALLAH
d. Merendahkan diri di antara semua makhluk ALLAH
LALUAN BERJUMPA DENGAN NABI MUHAMMAD ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
a. Kasihilah NAbi ALLAH
b. KAsihilah Rasulluah
c. Tuntutilah yang difardhukan oleh ALLAH
d. Banyakkan selawat Nabi S.a.w.
LALUAN UNTUK BERTEMU ALLAH
~ ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
a. Serahkan seluruh jiwa raga kepada ALLAH
b. Hindarkan diri dari menderhaka kepada ALLAH
c. Betulkan dan baikkan i'tiqad kepada ALLAH
d. Bencikan segala yang diharamkan-Nya
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
a. Jauhkan dari perbuatan mengumpat & mengeji
b. Hindarkan perasaan irihati (benci)
c. Jangan terpengaruh dengan emas/perak
d. Sucikan kadha' hajat dgn istibra (berak/kencing)
LALUAN UNTUK BERJUMPA IZRAIL
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
a. Bersihkan diri dengan bertaubat
b. Gembirakan hati orang Mu'min
c. Bayar semula kadha' yang tertinggal
d. Kasih sepenuh hati kepada ALLAH Taala
LALUAN UNTUK BERTEMU MUNGKAR NANGKIR ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
a. Mengucap dua kalimah syahadat
b. Suka memberi sedekah
c. Berkata benar
d. Bersihkan dan perbaiki hati
LALUAN UNTUK MEMBERATKAN TIMBANGAN ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
a. Belajar atau mengajar ilmu yang bermanafaat
b. Sucikan perkataan dan pakaian
c. Bersyukur dengan yang sedikit
d. Suka dan redha dengan yang didatangkan oleh ALLAH
LALUAN MEMANTAPKAN AMALAN
~~~ ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
a. Jauhkan perkataan yang sia-sia
b. Pendekkan cita-cita dunia
c. Banyakkan puji-pujian kepda ALLAH
d. Banyakkan sedekah dan khairat
LALUAN MELALUI TITIAN SIRAT AL-MUSTAKIM ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
a. Kasihilah aulia ALLAH Ta'ala
b. Berbaktilah kepada kedua ibubapa
c. Berpegang teguh dengan hukum syara'
d. Bercakap perkataan yang baik sesama makhluk
LALUAN MENJAUHKAN DIRI DARI NERAKA ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
a. Banyakkan membaca al-Quran
b. Banyakkan menangis kerana dosa-dosa yang lalu
c. Tinggalkan perkara yang maksiat
d. Jauhkan segala yang haram
LALUAN UNTUK MEMASUKI SYURGA ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
a. Membuat kebajikan seberapa banyak yang boleh
b. Kasihi orang yang soleh
c. Kerjakan segala suruh-suruhan ALLAH
d. Merendahkan diri di antara semua makhluk ALLAH
LALUAN BERJUMPA DENGAN NABI MUHAMMAD ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
a. Kasihilah NAbi ALLAH
b. KAsihilah Rasulluah
c. Tuntutilah yang difardhukan oleh ALLAH
d. Banyakkan selawat Nabi S.a.w.
LALUAN UNTUK BERTEMU ALLAH
~ ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
a. Serahkan seluruh jiwa raga kepada ALLAH
b. Hindarkan diri dari menderhaka kepada ALLAH
c. Betulkan dan baikkan i'tiqad kepada ALLAH
d. Bencikan segala yang diharamkan-Nya
AL-QUR'AN SEBAGAI PEMBELA DI HARI AKHIRAT
Abu Umamah r.a. berkata : "Rasulullah S.A.W telah menganjurkan supaya kami semua mempelajari Al-Qur'an, setelah itu Rasulullah S.A.W memberitahu tentang kelebihan Al-Qur'an."
Telah bersabda Rasulullah S.A.W : Belajarlah kamu akan Al-Qur'an, di akhirat nanti dia akan datang kepada ahli-ahlinya, yang mana di kala itu orang sangat memerlukannya."
Ia akan datang dalam bentuk seindah-indahnya dan ia bertanya, " Kenalkah kamu kepadaku?" Maka orang yang pernah membaca akan menjawab : "Siapakah kamu?"
Maka berkata Al-Qur'an : "Akulah yang kamu cintai dan kamu sanjung, dan juga telah bangun malam untukku dan kamu juga pernah membacaku di waktu siang hari."
Kemudian berkata orang yang pernah membaca Al-Qur'an itu : "Adakah kamu Al-Qur'an?" Lalu Al-Qur'an mengakui dan menuntun orang yang pernah membaca mengadap Allah S.W.T. Lalu orang itu diberi kerajaan di tangan kanan dan kekal di tangan kirinya, kemudian dia meletakkan mahkota di atas kepalanya.
Pada kedua ayanh dan ibunya pula yang muslim diberi perhiasan yang tidak dapat ditukar dengan dunia walau berlipat ganda, sehingga keduanya bertanya : "Dari manakah kami memperolehi ini semua, pada hal amal kami tidak sampai ini?"
Lalu dijawab : "Kamu diberi ini semua kerana anak kamu telah mempelajari Al-Qur'an."
Telah bersabda Rasulullah S.A.W : Belajarlah kamu akan Al-Qur'an, di akhirat nanti dia akan datang kepada ahli-ahlinya, yang mana di kala itu orang sangat memerlukannya."
Ia akan datang dalam bentuk seindah-indahnya dan ia bertanya, " Kenalkah kamu kepadaku?" Maka orang yang pernah membaca akan menjawab : "Siapakah kamu?"
Maka berkata Al-Qur'an : "Akulah yang kamu cintai dan kamu sanjung, dan juga telah bangun malam untukku dan kamu juga pernah membacaku di waktu siang hari."
Kemudian berkata orang yang pernah membaca Al-Qur'an itu : "Adakah kamu Al-Qur'an?" Lalu Al-Qur'an mengakui dan menuntun orang yang pernah membaca mengadap Allah S.W.T. Lalu orang itu diberi kerajaan di tangan kanan dan kekal di tangan kirinya, kemudian dia meletakkan mahkota di atas kepalanya.
Pada kedua ayanh dan ibunya pula yang muslim diberi perhiasan yang tidak dapat ditukar dengan dunia walau berlipat ganda, sehingga keduanya bertanya : "Dari manakah kami memperolehi ini semua, pada hal amal kami tidak sampai ini?"
Lalu dijawab : "Kamu diberi ini semua kerana anak kamu telah mempelajari Al-Qur'an."
Nama Syaitan Dalam surah Al-Fatihah
Al-Fatihah adalah satu rukun dalam solat, apabila cacat bacaannya maka rosaklah solat. Oleh itu perbaikilah bacaannya dengan ilmu tajwid. Bukan setakat bacaannya saja rosak malah kita menyebut nama syaitan di dalam solat kita. Berikut diperturunkan nama syaitan laknat yang wujud di dalam Al-Fatihah yang disalah baca, sekiranya kita tidak berhati-hati.
Nama syaitan:
1. DU LI LAH (bila dibaca tiada sabdu) sepatutnya DULILLAH
2. HIRROB (bila dibaca dengan sabdu) sepatutnya HI ROB
3. KIYYAU (bila dibaca dengan sabdu) sepatutnya KI YAU
4. KANNAK (bila dibaca dengan sabdu) sepatutnya KA NAK
5. KANNAS (bila dibaca dengan sabdu) sepatutnya KA NAS
SIROTHOLLAZI............. sehingga habis hendaklah dibaca tanpa henti.
AMIN ..............hendaklah mengaminkan Al-Fatihah dengan betul iaitu AA .... dua harakat, MIN .....
tiga harakat, semoga Amin kita bersamaan dengan Amin malaikat ..... Insya-Allah.
Semoga kita menjadi orang yang sentiasa membaiki bacaannya.
Perhatian:-
Sebarkan hukum Allah walaupun satu ayat semoga kita mendapat rahmatNya,
Insya-Allah.
Begitulah adanya bunyi risalah pendek tersebut.
Nama syaitan:
1. DU LI LAH (bila dibaca tiada sabdu) sepatutnya DULILLAH
2. HIRROB (bila dibaca dengan sabdu) sepatutnya HI ROB
3. KIYYAU (bila dibaca dengan sabdu) sepatutnya KI YAU
4. KANNAK (bila dibaca dengan sabdu) sepatutnya KA NAK
5. KANNAS (bila dibaca dengan sabdu) sepatutnya KA NAS
SIROTHOLLAZI............. sehingga habis hendaklah dibaca tanpa henti.
AMIN ..............hendaklah mengaminkan Al-Fatihah dengan betul iaitu AA .... dua harakat, MIN .....
tiga harakat, semoga Amin kita bersamaan dengan Amin malaikat ..... Insya-Allah.
Semoga kita menjadi orang yang sentiasa membaiki bacaannya.
Perhatian:-
Sebarkan hukum Allah walaupun satu ayat semoga kita mendapat rahmatNya,
Insya-Allah.
Begitulah adanya bunyi risalah pendek tersebut.
12 WASIAT RASULULLAH KEPADA SAIYIDINA
ALI IBNU ABBAS r.a meriwayatkan bahawa Ali bin Abi Talib berkata: “Pada hari perkahwinan dengan Fatiman, Rasulullah s.a.w bersabda kepadaku, mengutarakan 13 wasiat khusus untukku: · Hai Ali, takutlah engkau daripada memasuki tempat mandi (hammans) tanpa memakai separas pinggang. Bahawasanya barangsiapa yang memasuki tempat mandi tanpa kain separas pinggang, maka dia mendapat laknat di jari telunjuk dan jari tengah. · Hai Ali, janganlah engkau memakai cincin di jari telunjuk dan jari tengah. Sesungguhnya itu adalah apa yang di lakukan oleh kaum Lut. · Hai Ali, sesungguhnya Allah mengkagumi hambaNya yang melafazkan istighfar: “Rabbighfirli fainnahu laa yaghfiruz-zunuba ila Anta” (Tuhanku ampunilah aku, sesungguhnya tiada yang mengampunkan aku dosa melainkan engkau). Allah lalu berfirman: “Hai MalaikatKu sesungguhnya hambaKu ini mengetahui bahwa tiada yang mengampunkan dosa melainkan Aku. Hai MalaikatKu, jadilah saksi bahasanya Aku mengampunkan dia.” · Hai Ali, takutilah engkau daripada berdusta. Bahawasanya berdusta itu menghitamkan muka dan disuratkan oleh Allah sebagai Kazzab(pendusta). Dan bahawasanya benar itu memutihkan muka dan disuratkan oleh Allah sebagai Siddiq(benar). Ketahuilah engkau bahawa siddiq itu berkat dan kazzab itu celaka. · Hai Ali, peliharalah engkau daripada mengumpat dan mengadu domba. Bahawasanya orang yang demikian itu diwajibkan ke atas siksaan kubur dan menjadi penghalang kepadanya di pintu syurga. · Hai Ali, janganlah engkau bersumpah dengan nama Allah, kecuali dalam keadaan dharurah, dan janganlah engkau jadikan Allah permainan sumpahmu. Sesungguhnya Allah tidak mensucikan dan tidak mengasihani orang yang bersumpah dusta dengan namaNya. · Hai Ali, janganlah engkau mencita-citakan rezeki untuk hari esok. Bahawasanya Allah Taala mendatangkan rezeki engkau setiap hari. · Hai Ali, takutlah engkau dari berbantah-bantah dan berkelahi dengan maki-hamun dan sumpah seranah. Bahawasanya perbuatan itu pada awalnya jahil dan pada akhirnya penyesalan. · Hai Ali, janganlah engkau melayani rasa marah. Apabila timbul rasa marah duduklah engkau dan fikirkanlah mengenai kekuasaan dan kesabaran Allah Taala ke atas hambaNya. Perlahankanlah diri engkau daripada di kuasai oleh kemarahan dan kembalilah kepada kesabaran. · Hai Ali, perhitungkanlah (tahassub) kurnia Allah yang telah engkau nafkahkan untuk diri engkau dan keluarga engkau, nescaya engkau perolehi peruntukan daripada Allah S.W.T · Hai Ali, apa yang engkau benci pada diri engkau, maka engkau bencikan juga pada diri saudara engkau dan apa yang engkau kasih pada diri engkau maka engkau kasihkan juga pada diri saudara engkau, yakni hendaklah engkau berlaku adil dalam memberi hukuman. Dengan itu engkau dikasihi oleh seluruh isi langit dan bumi. · Hai Ali, perbaikilah hubungan di antara penduduk (jiran) sekampung dan di antara ahli rumahmu. Hiduplah dengan mereka sekalian dengan rasa persahabatan dan kekeluargaan. Nescaya disuratkan darjat yang tinggi bagi engaku. - Hai Ali, peliharakanlah pesananku (waasiatku). Engkau akan memperoleh kemenangan dan kelepasan. InsyaAllah.
>MUTIARA MINDA
>Teringat pesan ayahanda...
>"Sudahkah di Qada' Solat yang lepas-lepas? Jika tidak ingat,
>gantikanlah
>dengan mengira berapa usia kita sekarang ditolak kira-kira 10 tahun
>dari
>mula akil baligh kita..." Subhanallah, betapa alpa nya kami...
>Sesungguhnya
>Engkau maha penerima taubat...
>
>Peringatan buat diriku yang sering lupa........
>
>Adakah kita seorang Islam???? Pernahkah kita terfikir... Hidup kita
>ini
>hanyalah sementara. Sampai masanya kita akan pergi menemui Allah.
>Apakah
>bekalan dan persediaan kita menempuh hari kematian. Dalam kita
>mengejar
>kejayaan dunia, kita sering lupa bahawa tujuan hidup kita yang
>sebenar..
>apakah pilihan kita? Beruntunglah orang-orang yang berebut-rebut
>menagih
>ihsan dan kasih sayang Allah. Sesungguhnya keredhaan Allah yang kita
>cari.
>Dunia yang semakin tua ini sering dilanda masalah, bermula daripada
>jerebu,
>kegawatan ekonomi, timbul pula gejala murtad... Fitnah.. gempa bumi,
>peperangan dan bermacam-macam lagi. Ini sebenarnya adalah ujian
>Allah
>kepada
>kita. Adakah kita benar-benar menginsafinya. Semua ini juga adalah
>bala!!
>Tanda kemurkaan Allah!! Adakah kita benar-benar seorang Islam????
>Maka,
>adakah kita fikir bahawa kejayaan kita di Universiti dapat membawa
>kita ke
>Syurga?Adakah kita fikir bahawa kejayaan kita! adalah kerana usaha
>dan
>ikhtiar anda sendiri. Tidak malukah kita mengaku diri kita hebat,
>bijak,
>rajin ... walhal semuanya adalah kurnia Allah. Segala kelebihan yang
>ada
>pada kita adalah datangnya dari Allah. Apakah kita fikir Allah itu
>akan
>menyukai hambaNya yang tidak bersyukur.Adakah kita yakin kita
>seorang
>Islam??? Sedangkan Rabiatul Adawiyah tidak mahu melupakan Allah
>walau
>sedetik sekalipun. Hassan Al-Basri pula menangis sampai berjujuran
>airmata
>kerana menyesal melupai Allah dalam beberapa
>minit. Tetapi, mengapa kita masih leka di buai perasaan...
>Tidakkah kita
>berasa rugi kerana kurang berzikir kepada Allah..
>
>Tidakkah kita berasa rugi kerana kurang berselawat kepada
>Rasulullah...
>
>Siapa diri kita sebenarnya!!!! Firaun???
>
>Tentu tidak.. jadi, siapa kita sebenarnya, wahai manusia yang
>berasal
>
>dari sekepal tanah yang hina!!!! Apakah kita yakin kita bertuhankan
>Allah????
>
>Maka, mengapa kita tidak mahu mengejar Dia... Mengapa kita masih
>
>mendedahkan aurat?. Mengapa kita masih tidak mahu menuntut ilmu.
>
>Syariat,Tariqat, Hakikat, dan Makrifat. Feqah dan Tasauf... Dapatkah
>
>kita menghuraikan cabang-cabang ilmu tersebut.. Tidak malukah kita
>kerana
>gagal menghuraikannya, jauh dari mengamalkannya. Adakah kita harus
>mempersalahkan puak-puak kristian yang berjaya memurtadkan ribuan
>umat
>Islam
>jika kita sendiri gagal memperhebatkan pertahanan diri.
>
>Ketahuilah... sesungguhnya Iblis itu amat suka kepada mereka yang
>tidak
>berilmu.. Sedarilah bahawa, kejahilan boleh menyebabkan dosa.
>Dosa!!!
>
>Kita tidak takut dosa.Berapa banyak amalan kita yang boleh
>menghapuskan
>dosa
>seharian??? Apakah kita begitu yakin untuk menempuh akhirat????
>Siapakah
>kita menjelang hari kematian? Adakah kita seorang Islam. Bersediakah
>kita
>berhadapan dengan malaikat maut. Apakah kita merasakan diri kita
>terlalu
>mulia sehingga tidak ada daya untuk menjauhkan diri dari perbuatan
>mungkar.
>
>
>Kita pergi kuliah, pergi kerja ** kita yakin kita telah menutup
>aurat? Kita
>solat ... ** kita yakin solat kita tidak tercela? Kita makan ... **
>kita
>yakin rezeki yang kita jamah diredhai Allah? Kita minum ... ** kita
>yakin
>di
>akhirat kelak kita akan dapat minum seperti yang kita minum
>sekarang?Kita
>ketawa ... ** kita tidak malu pada Allah? Kita cemerlang dalam
>SPM,PASCAL,
>LOGIK, TITAS,C++, ... * kita yakin semua itu dapat membantun kita
>menjelangnya fitnah kubur? Kita berpuasa ** kita yakin puasa kita
>mulia
>sehingga dapat membela kita di hari akhirat? Kita sihat ... ** kita
>yakin
>Allah muliakan kita? Kita sakit ... ** kita tidak malu pada Allah
>kerana
>menarik balik nikmat kesihatan?
>
>Siapa Kita????
>
>Kita adalah manusia yang berasal dari sekepal tanah yang hina dina..
>betapa
>hinanya kita... tapi, kita masih mampu tersenyum dan tertawa.
>Bersedialah
>menempuh hari selepas kematian, bersedialah untuk menempuh sakaratul
>maut.
>Burulah cinta ALLAH, sebelum Allah menutup pintu rahmatnya.
>
>Sesungguhnya kematian itu adalah sesuatu yang PASTI......!!!!
>
>Siapa kita....????
>"Sudahkah di Qada' Solat yang lepas-lepas? Jika tidak ingat,
>gantikanlah
>dengan mengira berapa usia kita sekarang ditolak kira-kira 10 tahun
>dari
>mula akil baligh kita..." Subhanallah, betapa alpa nya kami...
>Sesungguhnya
>Engkau maha penerima taubat...
>
>Peringatan buat diriku yang sering lupa........
>
>Adakah kita seorang Islam???? Pernahkah kita terfikir... Hidup kita
>ini
>hanyalah sementara. Sampai masanya kita akan pergi menemui Allah.
>Apakah
>bekalan dan persediaan kita menempuh hari kematian. Dalam kita
>mengejar
>kejayaan dunia, kita sering lupa bahawa tujuan hidup kita yang
>sebenar..
>apakah pilihan kita? Beruntunglah orang-orang yang berebut-rebut
>menagih
>ihsan dan kasih sayang Allah. Sesungguhnya keredhaan Allah yang kita
>cari.
>Dunia yang semakin tua ini sering dilanda masalah, bermula daripada
>jerebu,
>kegawatan ekonomi, timbul pula gejala murtad... Fitnah.. gempa bumi,
>peperangan dan bermacam-macam lagi. Ini sebenarnya adalah ujian
>Allah
>kepada
>kita. Adakah kita benar-benar menginsafinya. Semua ini juga adalah
>bala!!
>Tanda kemurkaan Allah!! Adakah kita benar-benar seorang Islam????
>Maka,
>adakah kita fikir bahawa kejayaan kita di Universiti dapat membawa
>kita ke
>Syurga?Adakah kita fikir bahawa kejayaan kita! adalah kerana usaha
>dan
>ikhtiar anda sendiri. Tidak malukah kita mengaku diri kita hebat,
>bijak,
>rajin ... walhal semuanya adalah kurnia Allah. Segala kelebihan yang
>ada
>pada kita adalah datangnya dari Allah. Apakah kita fikir Allah itu
>akan
>menyukai hambaNya yang tidak bersyukur.Adakah kita yakin kita
>seorang
>Islam??? Sedangkan Rabiatul Adawiyah tidak mahu melupakan Allah
>walau
>sedetik sekalipun. Hassan Al-Basri pula menangis sampai berjujuran
>airmata
>kerana menyesal melupai Allah dalam beberapa
>minit. Tetapi, mengapa kita masih leka di buai perasaan...
>Tidakkah kita
>berasa rugi kerana kurang berzikir kepada Allah..
>
>Tidakkah kita berasa rugi kerana kurang berselawat kepada
>Rasulullah...
>
>Siapa diri kita sebenarnya!!!! Firaun???
>
>Tentu tidak.. jadi, siapa kita sebenarnya, wahai manusia yang
>berasal
>
>dari sekepal tanah yang hina!!!! Apakah kita yakin kita bertuhankan
>Allah????
>
>Maka, mengapa kita tidak mahu mengejar Dia... Mengapa kita masih
>
>mendedahkan aurat?. Mengapa kita masih tidak mahu menuntut ilmu.
>
>Syariat,Tariqat, Hakikat, dan Makrifat. Feqah dan Tasauf... Dapatkah
>
>kita menghuraikan cabang-cabang ilmu tersebut.. Tidak malukah kita
>kerana
>gagal menghuraikannya, jauh dari mengamalkannya. Adakah kita harus
>mempersalahkan puak-puak kristian yang berjaya memurtadkan ribuan
>umat
>Islam
>jika kita sendiri gagal memperhebatkan pertahanan diri.
>
>Ketahuilah... sesungguhnya Iblis itu amat suka kepada mereka yang
>tidak
>berilmu.. Sedarilah bahawa, kejahilan boleh menyebabkan dosa.
>Dosa!!!
>
>Kita tidak takut dosa.Berapa banyak amalan kita yang boleh
>menghapuskan
>dosa
>seharian??? Apakah kita begitu yakin untuk menempuh akhirat????
>Siapakah
>kita menjelang hari kematian? Adakah kita seorang Islam. Bersediakah
>kita
>berhadapan dengan malaikat maut. Apakah kita merasakan diri kita
>terlalu
>mulia sehingga tidak ada daya untuk menjauhkan diri dari perbuatan
>mungkar.
>
>
>Kita pergi kuliah, pergi kerja ** kita yakin kita telah menutup
>aurat? Kita
>solat ... ** kita yakin solat kita tidak tercela? Kita makan ... **
>kita
>yakin rezeki yang kita jamah diredhai Allah? Kita minum ... ** kita
>yakin
>di
>akhirat kelak kita akan dapat minum seperti yang kita minum
>sekarang?Kita
>ketawa ... ** kita tidak malu pada Allah? Kita cemerlang dalam
>SPM,PASCAL,
>LOGIK, TITAS,C++, ... * kita yakin semua itu dapat membantun kita
>menjelangnya fitnah kubur? Kita berpuasa ** kita yakin puasa kita
>mulia
>sehingga dapat membela kita di hari akhirat? Kita sihat ... ** kita
>yakin
>Allah muliakan kita? Kita sakit ... ** kita tidak malu pada Allah
>kerana
>menarik balik nikmat kesihatan?
>
>Siapa Kita????
>
>Kita adalah manusia yang berasal dari sekepal tanah yang hina dina..
>betapa
>hinanya kita... tapi, kita masih mampu tersenyum dan tertawa.
>Bersedialah
>menempuh hari selepas kematian, bersedialah untuk menempuh sakaratul
>maut.
>Burulah cinta ALLAH, sebelum Allah menutup pintu rahmatnya.
>
>Sesungguhnya kematian itu adalah sesuatu yang PASTI......!!!!
>
>Siapa kita....????
Bissmillaahirrahmaanirrahiim
Barang siapa hafal tujuh kalimat, ia terpandang mulia di sisi Allah dan Malaikat serta diampuni dosa-dosanya walau sebanyak buih di laut.
1. Mengucap Bismillah pada tiap-tiap hendak melakukan sesuatu.
2. Mengucap Alhamdulillah pada tiap-tiap selesai melakukan sesuatu.
3. Mengucap Astagfirullah jika lidah terselip perkataan yang tidak patut.
4. Mengucap Insya Allah jika merencanakan berbuat sesuatu di hari esok.
5. Mengucap La haula wala kuwwata illa billah jika menghadapi sesuatu tak disukai dan tak diingini.
6. Mengucap inna lillahi wa inna ilaihi rajiun jika menghadapi dan menerima musibah.
7. Mengucap La ilaha illa Allah Muhammad Rasulullah sepanjang siang dan malams ehingga tak terpisah dari lidahnya dari tafsir hanafi,mudah-mudahan ingat,w alau lambat-lambat mudah-mudahan selalu, walau sambil lalu mudah-mudahan jadi bisa, karena sudah biasa.
1. Mengucap Bismillah pada tiap-tiap hendak melakukan sesuatu.
2. Mengucap Alhamdulillah pada tiap-tiap selesai melakukan sesuatu.
3. Mengucap Astagfirullah jika lidah terselip perkataan yang tidak patut.
4. Mengucap Insya Allah jika merencanakan berbuat sesuatu di hari esok.
5. Mengucap La haula wala kuwwata illa billah jika menghadapi sesuatu tak disukai dan tak diingini.
6. Mengucap inna lillahi wa inna ilaihi rajiun jika menghadapi dan menerima musibah.
7. Mengucap La ilaha illa Allah Muhammad Rasulullah sepanjang siang dan malams ehingga tak terpisah dari lidahnya dari tafsir hanafi,mudah-mudahan ingat,w alau lambat-lambat mudah-mudahan selalu, walau sambil lalu mudah-mudahan jadi bisa, karena sudah biasa.
BILA AL-QURAN MULA BEBICARA
Waktu engkau masih kanak-kanak.............
kau laksana kawan sejatiku
Dengan wudu', Aku kau sentuh
dalam keadaan suci, Aku kau pegang
Aku,kau junjung dan kau pelajari
Aku engkau baca dengan suara lirih atau pun keras setiap hari
Setelah selesai engkau menciumku mesra
Sekarang engkau telah dewasa..............
Nampaknya kau sudah tak berminat lagi padaku...
Apakah Aku bahan bacaan usang yang tinggal sejarah...?
Menurutmu, mungkin aku bahan bacaan yang tidak menambah pengetahuanmu
Atau, menurutmu aku hanya untuk anak kecil yang belajar mengaji.......
Sekarang, Aku tersimpan rapi sekali;
sehingga engkau lupa di mana Aku tersimpan
Aku sudah engkau anggap hanya sebagai pngisi setormu.
Kadang kala Aku dijadikan mas kawin agar engkau dianggap bertaqwa
Atau Aku kau buat penangkal untuk menakuti iblis dan syaitan
Kini Aku lebih banyak tersingkir, dibiarkan dalam kesendirian , kesepian.
Di dalam almari, di dalam laci, aku engkau pendamkan.
Dulu...pagi-pagi...surah-surah yang ada padaku engkau baca beberapa
halaman.
Di waktupetang, Aku kau baca beramai-ramai bersama temanmu di surau.....
Sekarang...seawal pagi sambil minum kopi...engkau baca surat khabar dahulu
Waktu lapang engkau membaca buku karangan manusia
Sedangkan Aku yang berisi ayat-ayat yang datang dari Allah Azzawajalla,
Engkau engkau abaikan dan engkau lupakan...
Waktu berangkat kerja pun kadang engkau lupa baca pembuka
surah2ku(Bismillah).
Di dalam perjalanan engkau lebih asyik menikmati musik duniawi
Tidak ada kaset yang berisi ayat Allah yang terdapat di dalam keretamu
Sepanjang perjalanan,radiomu selalu tertuju ke stasyen radio kesukaanmu
Mengasyikkan.
Di meja kerjamu tidak ada Aku untuk kau baca sebelum kau mulai kerja
Di Komputermu pun kau putar musik favoritmu
Jarang sekali engkau putar ayat-ayatku.........
E-mail temanmu yang ada ayat-ayatku pun kau abaikan
Engkau terlalu sibuk dengan urusan dunia mu
Benarlah dugaanku bahawa engkau kini sudah benar-benar hampir melupaiku
Bila malam tiba engkau tahan bersekang mata berjam-jam di depan TV.
Menonton siaran telivisyen
Di depan komputer berjam-jam engkau betah duduk
Hanya sekedar membaca berita murahan dan gambar sampah
Waktupun cepat berlalu.........
Aku semakin kusam dalam laci-laci mu
Mengumpul debu atau mungkin dimakan hama
Seingatku, hanya awal Ramadhan engkau membacaku kembali
Itupun hanya beberapa lembar dariku.
Dengan suara dan lafadz yang tidak semerdu dulu
Engkaupun kini terangkak-rangkak ketika membacaku
Atau waktu kematian saudara atau taulan mu
Bila engkau di kubur sendirian menunggu sampai kiamat tiba
Engkau akan diperiksa oleh para malaikat suruhanNya
Apakah TV, radio ,hiburan atau komputer dapat menolong kamu?
Yang pasti ayat-ayat Allah s.w.t yang ada padaku menolong mu
Itu janji Tuhanmu, Allah s.w.t
Sekarang engkau begitu enteng membuang waktumu...
Setiap saat berlalu...
Dan akhirnya.....
kubur yang setia menunggu mu...........
Engkau pasti kembali, kembali kepada Tuhanmu
Jika Aku engkau baca selalu dan engkau hayati...
Di kuburmu nanti....
Aku akan datang sebagai pemuda gagah nan tampan.
Yang akan membantu engkau membela diri
Dalam perjalanan ke alam akhirat.
Dan Akulah "Al-Qur'an",kitab sucimu
Yang senantiasa setia menemani dan melindungimu.
Peganglah Aku kembali.. .. bacalah aku kembali aku setiap hari.
Karena ayat-ayat yang ada padaku adalah ayat-ayat suci.
Yang berasal dari Allah Azzawajalla
Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Pemurah
Yang disampaikan oleh Jibril melalui Rasulmu
Keluarkanlah segera Aku dari almari, lacimu.......
Letakkan aku selalu di depan meja kerjamu.
Agar engkau senantiasa mengingat Tuhanmu.
Sentuhilah Aku kembali...
Baca dan pelajari lagi Aku....
Setiap datangnya pagi, petang dan malam hari walau secebis ayat
Seperti dulu.... Waktu engkau masih kecil
Di surau kecil kampungmu yang damai
Jangan aku engkau biarkan aku sendiri....
Dalam bisu dan sepi....
( dieditkan oleh senaki )
************************************************************************
Maha Suci Allah, yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Semoga bermanafaat.
************************************************************************ Anda ingin menjadi DA'I SEJUTA E-MAIL
tolong anda kirimkan artikel ini kepada sesama muslim,
baik keluarga, sahabat dan siapapun yang anda kenal
atau silakan cetak untuk bacaan keluarga di rumah.
Terima kasih.
Wa Billahit-taufiq wal-hidayah
Wassalamualaikum wr.wb
"Utamakan SELAMAT dan SEHAT untuk duniamu,
Utamakan SOLAT dan ZAKAT
untuk akhiratmu"
Bissmillaahirrahmaanirrahiim
Barang siapa hafal tujuh kalimat, ia terpandang mulia di sisi Allah dan Malaikat serta diampuni dosa-dosanya walau sebanyak buih di laut.
1. Mengucap Bismillah pada tiap-tiap hendak melakukan sesuatu.
2. Mengucap Alhamdulillah pada tiap-tiap selesai melakukan sesuatu.
3. Mengucap Astagfirullah jika lidah terselip perkataan yang tidak patut.
4. Mengucap Insya Allah jika merencanakan berbuat sesuatu di hari esok.
5. Mengucap La haula wala kuwwata illa billah jika menghadapi sesuatu tak disukai dan tak diingini.
6. Mengucap inna lillahi wa inna ilaihi rajiun jika menghadapi dan menerima musibah.
7. Mengucap La ilaha illa Allah Muhammad Rasulullah sepanjang siang dan malams ehingga tak terpisah dari lidahnya dari tafsir hanafi,mudah-mudahan ingat,w alau lambat-lambat mudah-mudahan selalu, walau sambil lalu mudah-mudahan jadi bisa, karena sudah biasa.
kau laksana kawan sejatiku
Dengan wudu', Aku kau sentuh
dalam keadaan suci, Aku kau pegang
Aku,kau junjung dan kau pelajari
Aku engkau baca dengan suara lirih atau pun keras setiap hari
Setelah selesai engkau menciumku mesra
Sekarang engkau telah dewasa..............
Nampaknya kau sudah tak berminat lagi padaku...
Apakah Aku bahan bacaan usang yang tinggal sejarah...?
Menurutmu, mungkin aku bahan bacaan yang tidak menambah pengetahuanmu
Atau, menurutmu aku hanya untuk anak kecil yang belajar mengaji.......
Sekarang, Aku tersimpan rapi sekali;
sehingga engkau lupa di mana Aku tersimpan
Aku sudah engkau anggap hanya sebagai pngisi setormu.
Kadang kala Aku dijadikan mas kawin agar engkau dianggap bertaqwa
Atau Aku kau buat penangkal untuk menakuti iblis dan syaitan
Kini Aku lebih banyak tersingkir, dibiarkan dalam kesendirian , kesepian.
Di dalam almari, di dalam laci, aku engkau pendamkan.
Dulu...pagi-pagi...surah-surah yang ada padaku engkau baca beberapa
halaman.
Di waktupetang, Aku kau baca beramai-ramai bersama temanmu di surau.....
Sekarang...seawal pagi sambil minum kopi...engkau baca surat khabar dahulu
Waktu lapang engkau membaca buku karangan manusia
Sedangkan Aku yang berisi ayat-ayat yang datang dari Allah Azzawajalla,
Engkau engkau abaikan dan engkau lupakan...
Waktu berangkat kerja pun kadang engkau lupa baca pembuka
surah2ku(Bismillah).
Di dalam perjalanan engkau lebih asyik menikmati musik duniawi
Tidak ada kaset yang berisi ayat Allah yang terdapat di dalam keretamu
Sepanjang perjalanan,radiomu selalu tertuju ke stasyen radio kesukaanmu
Mengasyikkan.
Di meja kerjamu tidak ada Aku untuk kau baca sebelum kau mulai kerja
Di Komputermu pun kau putar musik favoritmu
Jarang sekali engkau putar ayat-ayatku.........
E-mail temanmu yang ada ayat-ayatku pun kau abaikan
Engkau terlalu sibuk dengan urusan dunia mu
Benarlah dugaanku bahawa engkau kini sudah benar-benar hampir melupaiku
Bila malam tiba engkau tahan bersekang mata berjam-jam di depan TV.
Menonton siaran telivisyen
Di depan komputer berjam-jam engkau betah duduk
Hanya sekedar membaca berita murahan dan gambar sampah
Waktupun cepat berlalu.........
Aku semakin kusam dalam laci-laci mu
Mengumpul debu atau mungkin dimakan hama
Seingatku, hanya awal Ramadhan engkau membacaku kembali
Itupun hanya beberapa lembar dariku.
Dengan suara dan lafadz yang tidak semerdu dulu
Engkaupun kini terangkak-rangkak ketika membacaku
Atau waktu kematian saudara atau taulan mu
Bila engkau di kubur sendirian menunggu sampai kiamat tiba
Engkau akan diperiksa oleh para malaikat suruhanNya
Apakah TV, radio ,hiburan atau komputer dapat menolong kamu?
Yang pasti ayat-ayat Allah s.w.t yang ada padaku menolong mu
Itu janji Tuhanmu, Allah s.w.t
Sekarang engkau begitu enteng membuang waktumu...
Setiap saat berlalu...
Dan akhirnya.....
kubur yang setia menunggu mu...........
Engkau pasti kembali, kembali kepada Tuhanmu
Jika Aku engkau baca selalu dan engkau hayati...
Di kuburmu nanti....
Aku akan datang sebagai pemuda gagah nan tampan.
Yang akan membantu engkau membela diri
Dalam perjalanan ke alam akhirat.
Dan Akulah "Al-Qur'an",kitab sucimu
Yang senantiasa setia menemani dan melindungimu.
Peganglah Aku kembali.. .. bacalah aku kembali aku setiap hari.
Karena ayat-ayat yang ada padaku adalah ayat-ayat suci.
Yang berasal dari Allah Azzawajalla
Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Pemurah
Yang disampaikan oleh Jibril melalui Rasulmu
Keluarkanlah segera Aku dari almari, lacimu.......
Letakkan aku selalu di depan meja kerjamu.
Agar engkau senantiasa mengingat Tuhanmu.
Sentuhilah Aku kembali...
Baca dan pelajari lagi Aku....
Setiap datangnya pagi, petang dan malam hari walau secebis ayat
Seperti dulu.... Waktu engkau masih kecil
Di surau kecil kampungmu yang damai
Jangan aku engkau biarkan aku sendiri....
Dalam bisu dan sepi....
( dieditkan oleh senaki )
************************************************************************
Maha Suci Allah, yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Semoga bermanafaat.
************************************************************************ Anda ingin menjadi DA'I SEJUTA E-MAIL
tolong anda kirimkan artikel ini kepada sesama muslim,
baik keluarga, sahabat dan siapapun yang anda kenal
atau silakan cetak untuk bacaan keluarga di rumah.
Terima kasih.
Wa Billahit-taufiq wal-hidayah
Wassalamualaikum wr.wb
"Utamakan SELAMAT dan SEHAT untuk duniamu,
Utamakan SOLAT dan ZAKAT
untuk akhiratmu"
Bissmillaahirrahmaanirrahiim
Barang siapa hafal tujuh kalimat, ia terpandang mulia di sisi Allah dan Malaikat serta diampuni dosa-dosanya walau sebanyak buih di laut.
1. Mengucap Bismillah pada tiap-tiap hendak melakukan sesuatu.
2. Mengucap Alhamdulillah pada tiap-tiap selesai melakukan sesuatu.
3. Mengucap Astagfirullah jika lidah terselip perkataan yang tidak patut.
4. Mengucap Insya Allah jika merencanakan berbuat sesuatu di hari esok.
5. Mengucap La haula wala kuwwata illa billah jika menghadapi sesuatu tak disukai dan tak diingini.
6. Mengucap inna lillahi wa inna ilaihi rajiun jika menghadapi dan menerima musibah.
7. Mengucap La ilaha illa Allah Muhammad Rasulullah sepanjang siang dan malams ehingga tak terpisah dari lidahnya dari tafsir hanafi,mudah-mudahan ingat,w alau lambat-lambat mudah-mudahan selalu, walau sambil lalu mudah-mudahan jadi bisa, karena sudah biasa.
Jumaat, September 25, 2009
Jumaat, Julai 03, 2009
Langgan:
Catatan (Atom)